Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perusahaan Jangan Antiserikat Pekerja

Kompas.com - 01/05/2012, 08:18 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Hari Buruh Internasional (May Day) yang jatuh pada 1 Mei ini diharapkan dapat membawa perbaikan bagi kesejahteraan buruh. Pemerintah diharapkan semakin mendorong perusahaan untuk menjamin kesejahteraan buruh, misalnya dengan mendukung pembentukan serikat pekerja. Setidaknya demikian yang diharapkan Ratna (27), karyawan di perusahaan media.

"Buruh harus sejahtera. Salah satunya harus dengan berserikat," katanya di Jakarta, Selasa (1/5/2012).

Dengan berserikat, lanjut Ratna, buruh memiliki kekuatan untuk duduk bersama dengan pihak perusahaan dalam membahas kebijakan-kebijakan terkait kesejahteraan mereka. "Dengan begitu, persoalan upah dan tunjangan lain bisa dibahas bersama. Semua masalah buruh juga bisa diselesaikan lewat serikat pekerja," ujarnya.

Sayangnya, menurut Ratna, hingga kini masih banyak perusahaan yang alergi dengan serikat pekerja. Sejumlah perusahaan, katanya, bahkan memecat karyawannya yang vokal memperjuangkan pendirian serikat pekerja.

Arius (23), karyawan bank, berharap pemerintah lebih memperhatikan jaminan kelayakan hidup setiap buruh. "Jaminan kesehatan jika sakit, jaminan anak-anak mereka mendapat pendidikan yang layak, dan jaminan pensiun jika akan keluar dari pekerjaan," katanya.

Menurut dia, pemerintah seharusnya membuat aturan yang mengikat kuat pemegang modal untuk memberikan jaminan kesejahteraan bagi kaum buruh.

"Pemerintah harus menyinergikan peran pengusaha sebagai pemberi gaji, peran masyarakat, dan peran institusi terkait lain untuk bersama-sama bisa memberi jaminan di luar gaji yang mereka dapat. Jadi, ada aturan kuat yang bisa mengikat para stakeholder (pemangku kepentingan) untuk bertindak dan memberikan kesejahteraan bagi tiap buruh," kata Arius.

Hal senada disampaikan Putra (24), karyawan swasta. Dia berharap keluarga pekerja juga mendapat pendidikan dan kesehatan yang layak. "Gaji pokok kecil enggak apa-apa asal pendidikan dan kesehatan benar-benar diperhatikan oleh pemerintah," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Kewajiban Sertifikat Halal bagi UMKM Ditunda hingga 2026

    Kewajiban Sertifikat Halal bagi UMKM Ditunda hingga 2026

    Whats New
    BW Digital dan Anak Usaha Telkom Bangun Sistem Komunikasi Kabel Laut Hubungkan Australia, RI, Singapura

    BW Digital dan Anak Usaha Telkom Bangun Sistem Komunikasi Kabel Laut Hubungkan Australia, RI, Singapura

    Whats New
    Garuda Indonesia Hentikan Sementara Operasional Pesawat yang Alami Insiden Mesin Terbakar

    Garuda Indonesia Hentikan Sementara Operasional Pesawat yang Alami Insiden Mesin Terbakar

    Whats New
    IHSG Diperkirakan Akan Melemah, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

    IHSG Diperkirakan Akan Melemah, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

    Whats New
    Ditopang Data Inflasi AS, Wall Street Berakhir di Zona Hijau

    Ditopang Data Inflasi AS, Wall Street Berakhir di Zona Hijau

    Whats New
    Masih Terkendali, Inflasi AS Bulan April Turun Jadi 3,4 Persen

    Masih Terkendali, Inflasi AS Bulan April Turun Jadi 3,4 Persen

    Whats New
    Fitch Ratings Proyeksi Defisit Anggaran Pemerintahan Prabowo-Gibran Melebar Dekati 3 Persen

    Fitch Ratings Proyeksi Defisit Anggaran Pemerintahan Prabowo-Gibran Melebar Dekati 3 Persen

    Whats New
    RI Raup Rp 14,8 Triliun dari Ekspor Tuna, Pemerintah Harus Jaga Populasinya

    RI Raup Rp 14,8 Triliun dari Ekspor Tuna, Pemerintah Harus Jaga Populasinya

    Whats New
    OJK Sebut Porsi Pembiayaan Kendaraan Listrik Baru 0,01 Persen

    OJK Sebut Porsi Pembiayaan Kendaraan Listrik Baru 0,01 Persen

    Whats New
    Rencana Merger XL Axiata dan Smartfren Masuk Tahap Evaluasi Awal

    Rencana Merger XL Axiata dan Smartfren Masuk Tahap Evaluasi Awal

    Whats New
    [POPULER MONEY] 2.650 Pekerja Pabrik di Jabar Kena PHK dalam 3 Bulan Terakhir | Percikan Api Bikin Penerbangan Haji Kloter 5 Makassar Balik ke Bandara

    [POPULER MONEY] 2.650 Pekerja Pabrik di Jabar Kena PHK dalam 3 Bulan Terakhir | Percikan Api Bikin Penerbangan Haji Kloter 5 Makassar Balik ke Bandara

    Whats New
    Mesin Pesawat Garuda Terbakar Usai 'Take Off', Kemenhub Lakukan Inspeksi Khusus

    Mesin Pesawat Garuda Terbakar Usai "Take Off", Kemenhub Lakukan Inspeksi Khusus

    Whats New
    Apa Itu Saham Syariah? Simak Pengertian dan Karakteristiknya

    Apa Itu Saham Syariah? Simak Pengertian dan Karakteristiknya

    Earn Smart
    Simak 3 Tips Melunasi Pinjaman Online secara Efektif

    Simak 3 Tips Melunasi Pinjaman Online secara Efektif

    Whats New
    Cara Migrasi PLN Pascabayar ke Prabayar lewat Aplikasi

    Cara Migrasi PLN Pascabayar ke Prabayar lewat Aplikasi

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com