Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga BBM Naik, Kepercayaan Konsumen Bisa Turun

Kompas.com - 02/05/2012, 14:02 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Managing Director Nielsen Indonesia Catherine Eddy mengatakan, kepercayaan konsumen Indonesia akan turun jika Pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak bersubsidi. Namun, menurut dia, kenaikan harga tersebut tidak akan berdampak secara merata ke semua lapisan masyarakat. "Konsumen akan bereaksi, tapi akan bereaksi secara berbeda dalam kategori yang berbeda," ujar Catherine di Jakarta, Rabu (2/5/2012).

Jika harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dinaikkan oleh pemerintah, semua produk akan mengalami kenaikan harga. Konsumen pun akan bereaksi. Meski demikian, kata dia, reaksi konsumen akan berbeda menurut strata sosial ekonominya. Kenaikan harga BBM tidak akan berdampak banyak pada masyarakat kelas atas. Hal berbeda akan berlaku pada kelas menengah ke bawah. "Juga bergantung pada status sosial ekonomi. Untuk masyarakat kelas atas akan berdampak kecil," ujar Catherine.

Dampak kenaikan harga BBM pun bisa berbeda menurut kategori produk. Menurut Catherine, sekalipun harga barang rata-rata naik, kemungkinan besar masyarakat tidak akan mengganti produk, seperti merek susu anak ataupun produk perawatan kulit yang biasanya dikonsumsi. Kemungkinan konsumen akan mengurangi volume pemakaiannya. "Konsumen tak akan mengambil risiko. Mereka akan tetap pada merek yang biasa dikonsumsi," lanjutnya.

Secara keseluruhan, lanjut Catherine, kenaikan harga BBM bersubsidi akan berdampak pada tingkat kepercayaan konsumen Indonesia. Tingkat itu bisa mengalami penurunan.

Menurut survei Global Nielsen mengenai kepercayaan konsumen dan keinginan berbelanja yang telah dilakukan sejak tahun 2005, pada tahun 2005 dan 2009, yakni ketika Pemerintah pernah menaikkan harga BBM bersubsidi, indeks keyakinan konsumen Indonesia pernah jatuh ke angka 103 (2005) dan 104 (2009). Pada kuartal I-2012, keyakinan konsumen di Indonesia mencapai angka 118. "Jika harga bahan bakar akan naik, masyarakat akan khawatir. Maka, keyakinan konsumen bisa turun," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

    Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

    Whats New
    Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

    Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

    Whats New
    Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

    Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

    Earn Smart
    TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

    TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

    Whats New
    Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

    Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

    Whats New
    Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

    Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

    Whats New
    Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

    Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

    Whats New
    Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

    Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

    Whats New
    Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

    Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

    Whats New
    Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

    Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

    Whats New
    OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

    OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

    Whats New
    Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

    Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

    Whats New
    Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

    Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

    Whats New
    Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

    Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

    Whats New
    Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

    Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com