Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Usulkan Mata Kuliah Perbankan Syariah

Kompas.com - 12/05/2012, 15:23 WIB

Kompas.com - Bank Indonesia (BI) mengusulkan perguruan tinggi di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) memasukkan mata kuliah khusus perbankan syariah, mengingat kebutuhan sumber daya manusia di bidang ini yang cukup tinggi.
   
"Potensi perbankan syariah ke depan sangat baik yang ditunjukkan pertumbuhan kinerja bank ini yang cukup tinggi, hanya saja kendalanya pada kualitas sumber daya manusia," kata Kepala BI Perwakilan Sulut, Suhaedi, di Manado, Sabtu.

Suhaedi mengatakan, kendati di Sulut baru tiga bank syariah yang membuka cabang di Kota Manado, tetapi mereka mengaku masih membutuhkan puluhan tenaga kerja.
    
"Pemenuhan kebutuhan tenaga kerja, salah satunya dapat diperoleh melalui lulusan perguruan tinggi atau universitas, hanya saja para lulusan tersebut tidak banyak paham tentang perbankan syariah," kata Suhaedi.
    
Karena itu, kata Suhaedi, perguruan tinggi di daerah ini perlu menambah mata kuliah perbankan syariah. BI sendiri, lanjutnya sudah mengkoordinasikan dengan pihak rektorat Universitas Sam Ratulangi Manado menyampaikan tentang peluang sumber daya manusia khusus perbankan syariah.
    
"Saya sudah sampaikan ke rektor Unsrat, permintaan tenaga kerja di perbankan syariah yang belum bisa dipenuhi oleh lulusan dari perguruan tinggi yang ada di daerah ini," kata Suhaedi.
    
Dalam diskusi dengan ketiga bank syariah yang beroperasi di Manado yakni Muamalat, Mandiri dan Mega Syariah, kata Suhaedi  mereka menyampaikan  punya optimisme melakukan perluasan jaringan kantor, karena potensi daerah ini yang cukup tinggi, hanya saja mengeluhkan terbatasnya sumber daya manusia.
    
"Rata-rata masing-masing bank syariah tersebut memerlukan tambahan 15-20 orang karyawan setiap tahun, sehingga secara total kebutuhan tenaga seluruh perbankan syariah yang beroperasi di Sulut capai 50-60 orang, ini peluang yang harus dimanfaatkan dan salah satunya memberi mata kuliah perbankan syariah di perguruan tinggi," kata Suhaedi.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com