Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Juni, Harga Emas Bakal Naik?

Kompas.com - 22/05/2012, 08:07 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Founder AG Golden Investment Club, Ahmad Gozali, mengatakan pergerakan harga emas memang sulit ditebak belakangan ini. Sejumlah hal bisa menjadi penyebabnya.

"Tren harga emas banyak sekali penyebabnya, yang mungkin bisa sulit untuk ditebak. Penurunan kemarin di luar perkiraan 1.530 dollar AS per troy ounce (setara dengan 31,1 gram) tapi dalam tiga hari naik lagi ke 1.590 dollar AS pada hari libur kemarin," sebut Ahmad ketika dihubungi Kompas.com, Senin (21/5/2012).

Menurut dia, bila melihat sejarah dalam kurun waktu tahun 2001-2010, harga emas memang agak turun pada bulan Maret-April. Biasanya karena musim panen yang berlangsung pada dua bulan ini. Penggunaan energi pun tidak besar. "Tapi biasanya turun tidak sampai 5 persen. Sekarang bisa 10 persen," sambung dia.

Untuk tahun ini, Ahmad melihat adanya penguatan dollar AS yang cukup signifikan sebagai dampak dari melemahnya ekonomi Eropa. Surat utang AS pun laku keras. Ketika dollar AS menguat maka harga emas pun merosot. "Harga emas berbanding terbalik dengan dollar AS karena harga emas dipatok dalam dollar AS," katanya.

Ia pun menyebutkan, turunnya harga minyak mentah menyeret harga emas untuk turun juga. Hal ini pun ditambah dengan pelemahan rupiah. Sekalipun demikian, sebut Ahmad, harga emas diperkirakan akan kembali naik pada bulan Juni-Juli. Harga emas ditaksir akan menguat hingga akhir tahun.

Faktor libur panjang dari tengah hingga akhir tahun menjadi salah satu pendorongnya. "Tren lalu, Juni, Juli, Agustus dan puncaknya September atau November dalam satu tahun. Biasanya karena adanya musim dingin sehingga belanja energi tinggi, dan liburan sehingga inflasi tinggi," pungkas Ahmad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

Whats New
Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com