Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Raup Rp 30 Juta Per Minggu dari Pepaya Calina

Kompas.com - 22/05/2012, 17:57 WIB
Ahmad Faisol

Penulis

PROBOLINGGO, KOMPAS.com — Tanah tandus tak membuat Rizal Pahlawi kehilangan akal untuk menanaminya demi mengeruk rupiah. Tanah kritis yang berada di Perbukitan Bentar, Desa Tamansari, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, dia sulap menjadi kebun papaya.

Warga Desa Curahsawo, Kecamatan Gending, itu membudidaya pepaya jenis calina. Ia pun memetik hasilnya kini. Dalam seminggu, ia mengaku meraup keuntungan hingga puluhan juta rupiah.

Dengan menggandeng PT Bentar Makmur, Rizal (45) berhasil membudidaya pepaya seluas 8 hektar di lahan kritis. Ilmu yang dimilikinya dari disiplin ilmu pertanian juga ikut andil dalam kesuksesannya memanfaatkan tanah marginal yang tidak produktif menjadi tanah produktif. "Walau ditanam di tanah gersang, namun pepaya jenis ini memiliki rasa manis dan nikmat. Keunggulan dari pepaya calina, rasanya lebih manis jika dibandingkan dengan pepaya lain," ujarnya di lokasi budidaya pepaya calina, Selasa (22/05/2012).

Dari hasil membudidaya pepaya calina, bapak beranak tiga ini meraup puluhan juta rupiah dalam sekali panennya. Hal itu didasarkan dengan 10.000 pohon pepaya yang dimilikinya, dalam seminggu ia memanen sebanyak satu kilogram pepaya matang per pohon. Dari jumlah pohon sebanyak itu, ia menghasilkan 10 ton pepaya segar. Dengan harga Rp 4.000-6.000 per kilogram, keuntungan yang dapat dikantonginya terbilang besar, berkisar Rp 40 juta. Dengan dipotong 10 persen untuk biaya operasional, Rizal mampu meraup keuntungan hingga Rp 30 juta per minggu.

Menurut Rizal, pepaya jenis calina harganya stabil dan mampu berbuah sepanjang masa tanpa mengenal musim. Selain rasanya manis, tinggi pohonnya  hanya berkisar 1,5 meter. Kelebihan lainnya adalah tanaman ini mudah perawatannya dan tidak membutuhkan banyak air. Untuk pengolahan sistem pengairan, ia menggunakan sumur artesis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com