Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikan Indonesia Terus Dicuri

Kompas.com - 04/06/2012, 08:53 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pencurian ikan yang melibatkan nelayan asing terus terjadi di wilayah perairan Indonesia. Selain karena lemahnya pengawasan instansi terkait, hal itu tak lepas dari kian agresifnya nelayan asing menjelajahi perairan Indonesia dengan dukungan kapal dan alat tangkap memadai.

Bahkan, belakangan, pencurian ikan melebar ke tindak penyelundupan. Modusnya, hasil tangkapan nelayan asing tersebut diselundupkan kembali ke wilayah RI, seperti yang marak terjadi di Kalimantan Barat.

Keterangan yang dihimpun dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta para pemangku kepentingan, Sabtu-Minggu (2-3/6/2012), menunjukkan, kerugian akibat penjarahan oleh nelayan asing mencapai Rp 30 triliun per tahun.

Penjarahan terutama terjadi di Laut China Selatan, Arafuru, Laut Sulawesi, serta perairan lain yang terhubung langsung ke negara tetangga.

Kepala Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Medan Mukhtar mengungkapkan, selama tahun 2011 terdapat 13 kapal asing yang ditangkap aparat di perairan Selat Malaka. Tahun 2012, sejak Januari hingga Mei saja, telah ditangkap 7 kapal nelayan asing.

Salah satunya adalah kapal motor PKFA 8096 yang dinakhodai Soe Min Lat, berkebangsaan Myanmar. Kapal berbendera Malaysia ini ditangkap Rabu lalu di Selat Malaka.

Selama ini, sanksi terhadap nelayan asing tersebut berupa penyitaan kapal. Nakhodanya dipenjara sesuai dengan putusan pengadilan antara 3 bulan dan 1 tahun.

Sanksi ini tidak membuat jera nelayan asing. ”Buktinya, masih terus terjadi penangkapan ikan ilegal di perairan Indonesia,” ujar Mukhtar.

Namun, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Medan Zulfahri Siagian menilai, nelayan asing tidak jera antara lain karena kapal hasil sitaan dijual murah. Kapal sitaan berukuran 60-70 gros ton (GT) hanya dilelang seharga maksimal Rp 70 juta. Padahal, harga normalnya mencapai Rp 700 juta per kapal.

Zulfahri menambahkan, kerugian Indonesia semakin besar lantaran ada pihak-pihak tertentu yang diduga bekerja untuk nelayan asing. Dia mencontohkan, kapal-kapal yang disita dan dilelang tidak kelihatan lagi di Indonesia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com