Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bermodal Jual Motor, Kini Zakiyah Cetak Omzet Puluhan Juta

Kompas.com - 04/06/2012, 09:16 WIB
Ester Meryana

Penulis

KOMPAS.com — Awalnya, Zakiyah Fitri dan orangtuanya hanya berprofesi sebagai tukang jahit. Namun, ia akhirnya memberanikan diri membuka usaha baju muslimnya sendiri. Dengan modal awal sebesar satu buah motor, ia kini berhasil meraih omzet hingga Rp 50 juta per bulan.

"Sudah 10 tahun usaha. Awal baju muslim anak," sebut Zakiyah kepada Kompas.com, di sela-sela pameran kerajinan, di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Ia bercerita, sebelumnya, dia dan orangtua mempunyai usaha jasa terima jahitan baju. Jahitan yang diterima misalnya baju seragam. Setelah itu, ia pun termotivasi untuk membuka usaha sendiri. Zakiyah punya niatan untuk menggeluti usaha baju muslim. Tetapi, ia mengawalinya untuk segmen anak-anak.

Ibu dari tiga anak ini mengaku menemui kesulitan ketika memulai usaha yang dinamakannya Alifah Collection. Kesulitannya adalah permodalan. "Modal awal saya jual motor," sambung dia.

Hasil penjualan motor itu lantas ia belikan dua buah mesin jahit. Kedua mesin itu dibelinya dengan harga sekitar Rp 1,4 juta. Setelah sekian lama membuat baju muslim anak, ia pun tertantang membuat baju untuk orang dewasa. Alasannya, kurang variatif kalau hanya menyasar anak-anak. "Enggak pede," kata dia.

Kesulitan kembali ditemuinya. Modal yang dibutuhkan tentu kian besar seiring dengan usaha yang semakin berkembang. Ia butuh mesin dan tenaga kerja yang lebih banyak. "Modal awal enggak banyak, cuma untuk merintis bisa jadi besar itu susah," sambung Zakiyah.

Untuk bisa menggarap kedua segmen, ia menambah tenaga kerjanya. Sekarang ada sekitar 25 tenaga kerja yang direkrut. Sebanyak 15 orang penjahit bekerja di depan rumahnya sebagai tempat produksi. Dan, ia juga merekrut tenaga kerja lepas sebanyak 10 orang. Tenaga kerja ini menjahit di rumahnya masing-masing.

Selain tenaga kerja, ia pun butuh mesin tambahan. Dari informasi seorang teman, Zakiyah mendaftar untuk menjadi mitra binaan Perusahaan Gas Negara di Surabaya. Setelah melalui proses yang cukup selektif, ia pun tercantum sebagai mitra binaan sejak tahun 2006. "Dari teman, waktu itu ikut forum pengusaha pemuda produktif," ujarnya.

Bergabung sebagai mitra binaan, ia pun mendapatkan sejumlah keuntungan. Mulai dari pelatihan tentang manajemen hingga diikutsertakan dalam sejumlah pameran di Jakarta-Bandung. Selain dua hal itu, ia yang merupakan sarjana ekonomi pembangunan pun mendapatkan hibah peralatan dari PGN, yakni tiga set mesin dan bahan seharga Rp 20-Rp 25 juta.

Peralatan itu digunakannya untuk membuat baju dari bahan kaus. Dengan peralatan dan tenaga kerja yang ada, ia bisa menghasilkan 700 potong baju baik dewasa dan anak per bulannya. Ia memasang harga baju buatannya, paling mahal Rp 200.000. Produk jilbab merupakan barang termurah dengan harga Rp 40.000.

Penjualan dilakukannya melalui toko-toko baju, pameran, ataupun pemesanan melalui telepon. Sistem pembayarannya adalah konsinyasi. "Ada yang sistemnya bayar mundur 2-3 bulan. Terima barang bayarnya mundur, yang enggak laku tetap dibeli, tapi dibayar mundur," ucapnya.

"Omzetnya bisa Rp 50 juta per bulan," tambah Zakiyah.

Persaingan tentu ada, bahkan cukup sengit. Tetapi, ia menyiasati itu dengan berusaha membina hubungan baik dengan pelanggan. Zakiyah juga berinovasi dengan model-model baju terbaru. Ke depan, ia pun berniat merambah pasar negara tetangga, seperti Malaysia. "Kepengin ke Malaysia, tapi jembatannya enggak ada," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

    Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

    Whats New
    Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

    Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

    Whats New
    Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

    Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

    Whats New
    Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

    Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

    Whats New
    Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

    Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

    Whats New
    Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

    Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

    Whats New
    Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

    Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

    Whats New
    Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

    Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

    Work Smart
    Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

    Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

    Whats New
    Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

    Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

    Whats New
    Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

    Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

    Whats New
    Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

    Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

    Whats New
    Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

    Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

    Whats New
    KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

    KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

    Whats New
    Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

    Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com