Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hanung, Kirim Gitar ke Mancanegara

Kompas.com - 09/06/2012, 19:17 WIB

Mukhamad Kurniawan

Berawal dari hobi, Muhammad Satrianugraha (30) sukses berbisnis gitar. Tak hanya pasar dalam negeri, gitar merek Stranough karyanya mampu menembus pasar dunia sekaligus mengantarnya meraih segudang penghargaan di bidang kewirausahaan.

Bagi Hanung, panggilan Muhammad Satrianugraha, gitar tak hanya mengalunkan nada, tetapi juga membisikkan banyak hal tentang hidup. Ketekunan dan kerja keras mengantarnya menjadi salah satu luthier (ahli membuat dan memperbaiki alat musik berdawai) andal Indonesia.

Hanung juga berkesempatan bertemu dan belajar dari luthier kelas dunia, seperti Phil Neal, Daniel Turner, Joe Glaser, Buddy Blaze, Michael Dubach, dan Jorg Kuhlo. Dari mereka, Hanung belajar teknik membuat dan memperbaiki gitar, memilih bahan baku, sekaligus filosofi hidup, seperti kebersahajaan, berbagi dengan orang lain, dan berbisnis dengan etis.

Hanung sebenarnya tak punya ”darah” musisi atau pengusaha. Namun, dia getol bermain gitar sejak di sekolah menengah. Dia juga membentuk band dengan teman-temannya. Tahun 2002, saat kuliah di Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung, dia ngidam punya gitar berharga belasan juta rupiah. Namun, uangnya sangat tak cukup. Dia akhirnya datang ke sebuah bengkel gitar di kawasan Sarijadi, Kota Bandung. Harapannya, bisa memiliki gitar dengan harga murah, tetapi berkualitas baik.

Berbekal keinginan, Hanung mempelajari soal gitar dari internet dan dari siapa saja, termasuk perajin di bengkel. Tak puas dengan memesan gitar, Hanung akhirnya memberanikan diri membuka bengkel. Dia yakin bisa memproduksi gitar lebih baik.

Beragam celah dia coba untuk memasarkan karyanya, termasuk lewat dunia maya. Tahun 2003, usaha Hanung menuai hasil seiring datangnya pesanan, antara lain dari Belanda dan Malaysia. Tenaga kerja, mesin, dan manajemen belum terwujud utuh, tetapi dia memberanikan diri menerima pesanan itu.

Dengan modal terbatas, Hanung pun membuat sampel gitar dan mengirimkannya ke luar negeri. Hasilnya di luar dugaan, sampel yang dia kirim diterima. Seorang calon pembeli asal Belanda memesan 250 unit. Sejak itu, pesanan terus mengalir dan pembeli menyatakan puas dengan gitar buatannya.

Kualitas

Hanya tiga tahun sejak merintis CV Stranough yang dirikan tahun 2002, gitar produksi Hanung mulai dilirik pembeli di luar negeri. Pemasaran secara online dia terapkan untuk memudahkan interaksi jarak jauh tersebut.

Tahun 2005, Stranough mulai membuka divisi komponen gitar serta melayani pemesanan softcase dan hardcase gitar. Ketika itu, Stranough mulai bekerja sama dengan Phil Neal, ahli yang memperbaiki gitar Jeff Beck dan Jimmy Page (Led Zeppelin), serta Pepijn de Blecourt untuk pembuatan gitar.

Usaha pun berkembang. Tahun 2006, selain dikirim ke sejumlah kota di Indonesia, gitar Stranough juga dikirim ke Belanda, Finlandia, Jepang, Malaysia, Singapura, Australia, dan Amerika Serikat dengan omzet rata-rata Rp 3 miliar per bulan. Padahal, usaha itu dirintis dengan modal Rp 7,5 juta.

Awal tahun 2011, Hanung berkesempatan ikut pameran musik terbesar yang digelar dua kali dalam setahun di Amerika Serikat, yakni The National Association of Music Merchants (NAMM) Show 2011. Kian kuat kiprahnya di pasar internasional.

Faktor kualitas menjadi kunci keberhasilan Hanung menembus pasar dunia. Hanung detail memperhatikan setiap unsur pembentuk gitar, mulai dari jenis dan kualitas bahan baku kayu hingga jarak dan kekuatan suara dari senar. Ibarat manusia, Hanung mencatat ”riwayat medis” gitar sebagai rujukan ”penyembuhan” di kemudian hari.

”Pemain gitar profesional biasanya tak sering ganti gitar. Oleh karena itu, pencatatan riwayat medis gitar andalannya sangat penting untuk memudahkan perbaikan jika rusak atau ada yang berubah,” ujarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com