Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tugas Besar Menanti Pengurus OJK

Kompas.com - 20/06/2012, 10:32 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Teka-teki siapa bos pertama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akhirnya terjawab. Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) memilih Muliaman Hadad sebagai Ketua Dewan Komisioner OJK periode perdana.

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) ini terpilih secara aklamasi dalam pemilihan tertutup tadi malam. Wakil Ketua Komisi XI DPR, Harry Azhar Azis, menjelaskan, seluruh fraksi di Komisi XI DPR secara bulat menunjuk Muliaman sebagai Ketua OJK.

Sebaliknya, pemilihan enam anggota pengurus OJK dilakukan lewat voting. Hasilnya, enam orang terpilih mendampingi Muliaman di OJK.

Mereka adalah Nurhaida yang meraih 54 suara, Firdaus Jaelani (53 suara), Kusumaningtuti S. Soetiono (53 suara), Ilya Avianti (50 suara), Nelson Tampubolon (44 suara), serta Rahmat Waluyanto, peraih 40 suara. Mereka menyisihkan Yunus Husen, Riswandi, Achjar Iljas, Mulia Nasution, Isa Rachmatawarta, serta Rijani Tirtoso Bondan.

DPR menyerahkan penentuan posisi dan jabatan masing-masing kepada pengurus OJK terpilih. "Tugas kami hanya memilih ketua dan anggota OJK," tandas Emir Moeis, Ketua Komisi XI DPR.

Lebih penting daripada sekadar bagi-bagi jabatan, kita berharap pengurus OJK bertindak cepat. Sejumlah agenda besar sudah menanti.

Raden Pardede, pengamat ekonomi, menyebutkan beberapa masalah yang harus menjadi prioritas anggota Dewan Komisioner OJK. Tugas pertama, tentu saja konsolidasi internal OJK. Mereka harus merekrut personel yang kredibel serta tetek bengek lain kebutuhan institusi baru itu.

Urusan rumah tangga kelar, tugas berikutnya integrasi pengawas bank, pasar modal, dan lembaga keuangan lain. Dus, sistem pengawasan keuangan terintegrasi.

Pembuatan arsitektur sistem keuangan Indonesia yang baru menjadi tugas berikutnya. "Perlu ada panduan jelas tentang arah sistem keuangan ke depan," ujarnya.

Di luar urusan administratif dan koordinatif, Yanuar Rizky, pengamat pasar modal, berharap OJK tak melulu berkutat pada pengaturan industri. Nasib nasabah plus perlindungannya juga harus menjadi perhatian serius OJK.

OJK juga harus memperbaiki aturan main yang menjamin perlindungan bagi nasabah. Maklum, selama ini nasabah selalu menjadi korban atas berbagai kekisruhan dan penipuan di pasar keuangan.

Bahkan, secara khusus Yanuar mengusulkan supaya OJK membuat daftar investasi yang sudah mendapat izin dan memang di bawah pengawasan OJK. Alhasil, nasabah tak terjebak investasi "bodong".

Beragam soal itu jelas menjadi PR besar bagi OJK periode pertama. (Dina Farisah, Noverius Laoli, Dea Chadiza Syafina, Astri Karina Bangun/Kontan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Punya KPR BCA? Ini Cara Cek Angsurannya Lewat myBCA

    Punya KPR BCA? Ini Cara Cek Angsurannya Lewat myBCA

    Work Smart
    APRIL Group Terjun ke Bisnis Kemasan Berkelanjutan, Salah Satu Investasi Terbesar di Sumatra dalam Satu Dekade

    APRIL Group Terjun ke Bisnis Kemasan Berkelanjutan, Salah Satu Investasi Terbesar di Sumatra dalam Satu Dekade

    BrandzView
    Siap-siap, BSI Bakal Tebar Dividen Rp 855,56 Miliar

    Siap-siap, BSI Bakal Tebar Dividen Rp 855,56 Miliar

    Whats New
    Kalbe Farma Umumkan Dividen dan Rencana 'Buyback' Saham

    Kalbe Farma Umumkan Dividen dan Rencana "Buyback" Saham

    Whats New
    Pos Indonesia Ubah Aset Gedung Jadi Creative Hub E-sport

    Pos Indonesia Ubah Aset Gedung Jadi Creative Hub E-sport

    Whats New
    IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

    IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

    Whats New
    Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

    Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

    Whats New
    Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

    Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

    Whats New
    Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

    Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

    Whats New
    Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

    Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

    Whats New
    Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

    Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

    Whats New
    Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

    Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

    Whats New
    Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

    Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

    Whats New
    MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

    MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

    Whats New
    Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

    Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com