Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

60.000 Pasang Sepatu Diekspor ke Timteng

Kompas.com - 27/06/2012, 08:49 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com — Jumlah generasi penerus perajin sepatu di Cibaduyut terus menurun dari tahun ke tahun. Padahal, permintaan akan sepatu Sentra Sepatu Cibaduyut semakin bertambah. Penurunan generasi penerus menjadi kendala terbesar saat ini.

"Kalau dulu ada yang bapaknya kerja, anaknya ikut membantu setelah pulang sekolah. Tapi mulai 2005, sudah dilarang oleh organisasi yang katanya tidak boleh mengerjakan anak-anak. Yang sulit itu generasi penerus, takutnya banyak order tidak ter-cover," kata Koordinator Sentra Sepatu Cibaduyut, Tendy Junaedi, ketika dihubungi Tribun, Selasa (26/6/2012).

Kini pihaknya terus mencari solusi untuk menghadapi kendala tersebut, di antaranya memberikan pelatihan kepada sumber daya manusia yang baru. Mulai dari proses menjahit sampai menyambung badan-badan sepatu.

"Untuk menyiasati hal itu, alhamdulillah ada penambahan waktu dan jam kerja. Jadi order yang belum ter-cover bisa terus menyusut. Selain itu, sekarang dibantu mesin. Jumlah perajin sekarang sekitar 800 perajin, menyusut drastis dari awal yang mencapai 5.000 perajin," ujarnya.

Tendy mengatakan, rata-rata produksi Sentra Sepatu Cibaduyut bisa mencapai 800.000 pasang sepatu per bulan. Ada peningkatan produksi kalau dibandingkan tahun lalu. Ribuan pasang sepatu itu dipasarkan ke berbagai tempat, termasuk diekspor ke sejumlah negara Timur Tengah. "Per tiga bulan sekitar 60.000 pasang sepatu diekspor ke Timur Tengah. Produksinya meningkat terus, apalagi dengan adanya mesin-mesin baru yang membantu kualitas sepatu menjadi bagus. Produksi sepatu Cibaduyut sebenarnya tidak ada matinya dan terus meningkat," kata Tendy.

Harga produksi sepatu Cibaduyut berkisar Rp 100.000 sampai Rp 300.000. Kalau musim libur sekolah atau menjelang tahun ajaran baru, diprediksikan ada kenaikan permintaan 10 persen. Sedangkan menjelang Lebaran, biasanya pesanan sepatu meningkat mencapai 20 persen. "Memang dengan produksi China kami bersaing. Mereka kualitasnya standar, tapi harganya sangat rendah. Selain itu, juga maraknya sepatu karet. Memang menjadi kendala, tapi kami tidak akan mundur karena terus memperbaiki kualitas dan bahan baku yang bagus," ujarnya. (guy)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Whats New
Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com