Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelak di Warung Ada Layanan Perbankan?

Kompas.com - 29/06/2012, 10:49 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Mandiri ingin memperkuat pengembangan konsep perbankan tanpa kantor (branchless banking). Dengan begitu, bank pelat merah ini dapat memperluas akses masyarakat pada produk atau layanan keuangan.

Direktur Utama Bank Mandiri, Zulkifli Zaini, mengatakan saat ini ada beberapa hambatan mengembangkan branchless banking. Paling utama, belum diizinkannya kegiatan usaha non-bank seperti warung atau toko memberikan layanan perbankan. Antara lain pembukaan rekening, transfer dana, setor dan tarik tabungan.

Sedangkan pembukaan rekening hanya bisa dilakukan oleh pegawai bank dengan menganut prinsip know your customer (KYC) ketat.

"Peraturan Bank Indonesia (BI) saat ini, tidak memungkinkan pembukaan rekening maupun menarik setor lewat agen, melainkan tetap di bank. Padahal, agen bank harus diberikan fleksibilitas itu," katanya, Kamis (28/6/2012).

Zulkifli berharap, pemerintah dan regulator bank dapat melakukan beberapa relaksasi aturan, antara lain terkait keberadaan agent banking dan prinsip KYC dalam pembukaan rekening nasabah.

Seperti diketahui, konsep branchless banking merupakan kombinasi antara agent banking dan mobile banking. Agent banking adalah kegiatan usaha non-bank, seperti warung dan toko yang membantu bank memberikan layanan perbankan. Sedangkan mobile banking adalah akses layanan perbankan melalui telepon genggam.

Penerapan branchless banking di beberapa negara seperti Brasil, India, dan Meksiko sangat mengandalkan keberadaan agent banking untuk menjangkau masyarakat di pelosok. Di Brasil misalnya, agent banking seperti supermarket dan kantor pos dapat ditemukan di 180.000 lokasi. "Kami berharap, agent banking juga diizinkan membuka rekening di bank atas nama nasabah dengan KYC yang terbatas," katanya.

Pada akhir 2011, Bank Mandiri mulai menerapkan konsep branchless banking melalui Bank Sinar Harapan Bali (BSHB), anak perusahaan Bank Mandiri. Bank Sinar menjalin kerjasama dengan International Finance Corporation (IFC) dan operator telekomunikasi AXIS untuk memasarkan produk tabungan Sinar Sip. Namun penerapan konsep ini belum berjalan maksimal, karena BI belum mengakui agent banking.

Sejak pertama kali meluncur hingga Mei tahun ini, jumlah tabungan Sinar Sip meningkat menjadi 2.000 nasabah. Dari angka itu, sekitar 10 persen adalah nasabah yang baru pertama kali memiliki akses pada perbankan.

Sedangkan, transaksi nasabah Sinar Sip meningkat hingga mencapai Rp 170 juta pada bulan Mei. Total volume transaksi melalui tabungan Sinar Sip dalam lima bulan pertama 2012 mencapai Rp 623 juta. Transaksi yang paling sering adalah setoran, transfer dana dan penarikan.

Direktur Kepatuhan Bank Tabungan Pensiunan Negara (BTPN), Anika Faisal, mengatakan peningkatan layanan perbankan sangat diperlukan dalam menciptakan inovasi produk untuk bisa lebih menjangkau nasabah.

Namun, perbankan harus tetap menanamkan fungsi prudensial. Menurutnya, pasar perbankan Indonesia masih luas dan perbankan masih bisa mengejar kompetisi bisnis branchless banking, karena semua bank belum memberikan pelayanan ini.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com