Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Kaya Akan "Ingredients", Tapi..

Kompas.com - 17/07/2012, 11:41 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Seafast Center IPB, Purwiyatno Hariyadi, menekankan bahwa Indonesia kaya akan bahan baku, bahan tambahan, dan bahan penolong. Akan tetapi, menurut dia, pemanfaatan dan pengembangan bahan-bahan tersebut masih kurang. "Banyak sekali kita kaya, apalagi rempah-rempah," tutur Purwiyatno, dalam acara media briefing Food Ingredients Asia 2012, di Jakarta, Selasa (17/7/2012).

Dijelaskan dia, ingredients adalah bahan-bahan yang digunakan untuk memproduksi pangan. Bahan-bahan itu bisa berupa bahan baku, bahan tambahan, dan bahan penolong.

Ia pun menekankan bahwa Indonesia kaya akan sumber daya alam yang bisa dikategorikan ketiga bahan tersebut. Rempah-rempah sangat beragam. Produk-produk eksotis pun banyak. Di Indonesia, terang dia, juga terdapat sejumlah hasil fermentasi, diantaranya terasi, kecap, dan tauco. "Ini kan banyak sekali dan kita punya keunggulan di situ," tegas Purwiyatno.

Lebih lanjut, ia pun menjelaskan apa itu tokotrienol. Itu adalah salah satu jenis vitamin e yang punya kemampuan antioksidan yang tinggi. Salah satu contoh kekayaan alam yang mengandung tokotrienol adalah minyak sawit. "Palm oil sangat tinggi dibandingkan sumber yang lain tapi itu kita belum kembangkan," sambung dia.

Belum lagi, minyak sawit dan minyak buah merah yang ternyata bisa dikembangkan menjadi sumber karoten. Banyak negara sudah mengembangkannya, tetapi di Indonesia belum.

Sebagai solusi, ia pun menyarankan agar para pelaku usaha ataupun masyarakat Indonesia mengenal dan mengembangkan kekayaan alam di Indonesia sebagai ingredients. Perlu juga dukungan penelitian untuk mengembangkan sejumlah potensi tersebut. Dan, ia pun menyambut baik acara Food Ingredients Asia 2012 yang akan dilaksanakan pada Oktober mendatang.

Pertemuan tersebut bisa menjadi wadah untuk mengembangkan kekayaan alam Indonesia dalam kaitannya sebagai bahan baku, tambahan, dan penolong. "Perlu punya back to basic, kenali, explore," tandas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com