Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Independensi OJK Dipertanyakan

Kompas.com - 26/07/2012, 04:35 WIB
Latief

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com Independensi dari anggota Komisioner dan anggota ex officio Dewan Komisaris Otoritas Jasa Keuangan (OJK) masih dipertanyakan.

Hal itu karena institusi OJK yang seharusnya memiliki kewenangan melakukan pengawasan secara independen kepada institusi keuangan, seperti bank dan lembaga keuangan, malah mayoritas diisi oleh orang-orang yang berasal Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan. Ditambah lagi dengan kendala penyatuan antarkomisioner.

Pengamat ekonomi, Ichsanuddin Noorsy, dalam siaran pers di Jakarta, Kamis (26/7/2012), mengatakan bahwa poin krusial dari OJK adalah menyatukan pemikiran dari para komisioner. Dia berpendapat, walaupun komisioner yang terpilih mayoritas berasal dari Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan, masalah itu tetap akan muncul.

"Persoalan ini berdampak pada pembentukan kultur organisasi yang tidak mudah," kata Ichsanuddin.

Menurut dia, kondisi tersebut akan memengaruhi kajian strategi, struktur, sistem dan gaya, serta target kerja dalam jangka pendek OJK.

Ichsanuddin memaparkan, Indonesia pernah menghadapi berbagai masalah keuangan, mulai dari krisis 1997/1998, kasus Bank Global, Bank Century, hingga perkara empat bank asing yang memainkan nilai tukar.

"Kasus-kasus itu menunjukkan betapa tidak berdayanya otoritas keuangan negara sehingga negara harus menalangi kerugian yang ditimbulkan," tukasnya.

Umar Juoro, Ekonom Center Indonesia for Development and Studies (Cides), mengungkapkan, terkait dengan peran Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Anny Ratnawati sebagai anggota ex officio dari Kementerian Keuangan adalah untuk menjembatani antara pemerintah dan OJK. "Ya, secara peran mungkin minim," tuturnya.

Senada dengan Ichsanuddin, Umar juga berpendapat poin krusial dari terpilihnya para Dewan Komisioner OJK adalah independensi dari institusi pengawasan keuangan itu sendiri. Pasalnya, mayoritas orang yang terpilih di OJK berasal dari BI dan Kementerian Keuangan.

"Kondisi tersebut terkesan membuat OJK independensinya kurang, dan apalagi nantinya sifat keputusannya bersifat kolegial," tukasnya.

Sementara itu, anggota Komisi XI dari Fraksi PDI Perjuangan, Arif Budimanta, menyatakan, terpilihnya Anny Ratnawati justru akan memperkuat posisi OJK. Sebab, kata Arif, selain berpengalaman di bidang keuangan, kehadiran Anny sebagai representasi pemerintah juga dinilai akan memudahkan koordinasi.

Namun, Wakil Ketua Komisi XI Harry Azhar justru sebaliknya. Dia tidak mempersoalkan kapasitas Anny, tetapi legalitasnya, karena berpotensi melanggar konstitusi. Pasalnya, posisi Wamenkeu adalah jabatan politik dan bukan jabatan struktural.

Sebelumnya, hal senada juga dinyatakan oleh mantan Ketua Panja RUU OJK DPR Nusron Wahid yang menyebutkan bahwa prinsip pemilihan dan pengangkatan anggota ex officio Dewan Komisioner OJK sebaiknya dikembalikan sesuai dengan posisi wakil menteri itu sendiri. Pasalnya, berdasarkan keputusan MK, posisi wakil menteri adalah anggota kabinet dan bukan eselon satu.

Pada Pasal 10 ayat 4i Undang-Undang OJK memang menyebutkan bahwa seorang anggota ex officio dari Kementerian Keuangan merupakan pejabat setingkat eselon satu Kementerian Keuangan, padahal putusan Risalah Sidang Perkara dari Mahkamah Konstitusi nomor 79/PUU-IX/2011 tanggal 5 Juni 2012 menyebutkan bahwa jabatan wakil menteri bukanlah jabatan struktural ataupun jabatan fungsional, melainkan jabatan politis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Perdagangan LNG Lintas Negara

    Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Perdagangan LNG Lintas Negara

    Whats New
    Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

    Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

    Whats New
    Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

    Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

    Whats New
    Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

    Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

    Whats New
    Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

    Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

    Whats New
    Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

    Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

    Whats New
    Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

    Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

    Whats New
    Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

    Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

    Whats New
    Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

    Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

    Whats New
    Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

    Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

    Whats New
    Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

    Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

    Whats New
    Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

    Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

    Whats New
    Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

    Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

    Whats New
    BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

    BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

    Whats New
    Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

    Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com