Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konsumsi BBM Bergeser

Kompas.com - 04/08/2012, 02:21 WIB

Jakarta, Kompas - Pemerintah mengevaluasi, telah terjadi pergeseran konsumsi Premium ke Pertamax pada periode Juni-Juli 2012. Pemerintah menargetkan penghematan 3 juta-4 juta kiloliter jika program penghematan bahan bakar minyak bersubsidi diterapkan di seluruh Indonesia.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik di Kementerian ESDM, Jumat (3/8), di Jakarta, menyatakan, berdasarkan hasil evaluasi penerapan program pembatasan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi bagi mobil dinas di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Tangerang Selatan, dan Bekasi (Jabodetabek), penggunaan Premium pada Juni-Juli turun dan konsumsi Pertamax naik.

”Itu berarti ada pergeseran, yang menggunakan Premium pindah ke Pertamax,” katanya.

Harga Pertamax mulai kemarin naik. Pengumuman dari Hubungan Masyarakat PT Pertamina menyebutkan, harga Pertamax di wilayah Jabodetabek naik dari Rp 8.700 menjadi Rp 9.250 per liter. Namun untuk stasiun pengisian bahan bakar untuk umum (SPBU) bersaing (lokasinya berdekatan dengan SPBU kompetitor) dan SPBU COCO (company owned company operated atau SPBU milik PT Pertamina), harganya naik menjadi Rp 9.100 per liter. Harga Pertamax di SPBU Region III (DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten) di luar Jabodetabek naik menjadi Rp 9.300 per liter.

Pada 1 Agustus, pembatasan Premium bersubsidi bagi kendaraan dinas diberlakukan di Jawa-Bali. Berdasarkan pantauan, ada pemerintah daerah yang sudah mengeluarkan surat edaran bahwa kendaraan pegawai tak boleh lagi memakai Premium. Namun, diakui bahwa masih ada sebagian pegawai yang belum tahu aturan itu.

”Memang pembagian stiker juga belum merata. Ini baru tiga hari berjalan, jadi masih ditegur, tetapi yang sengaja membandel itu sudah tidak ada. Jadi, ada kesadaran bahwa ada keputusan menterinya,” katanya.

Rencananya, hasil implementasi program pembatasan Premium bagi kendaraan dinas di Jawa-Bali dan penghematan listrik akan dilaporkan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 7 Agustus.

Target 1 juta kiloliter

Pemerintah menargetkan nilai penghematan BBM bersubsidi di Jabodetabek sampai akhir tahun ini sebesar 1 juta kiloliter (kl). Jika pembatasan BBM bersubsidi bagi kendaraan dinas sudah diterapkan di seluruh wilayah Indonesia, pemerintah menargetkan penghematan BBM bersubsidi mencapai 3 juta-4 juta kl. ”Program ini terus sampai tahun depan,” katanya.

Wakil Menteri ESDM Rudi Rubiandini mengklaim, pembatasan Premium bersubsidi bagi kendaraan dinas pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN, dan BUMD di Jabodetabek telah menurunkan konsumsi Premium hingga 3 persen. Setelah diterapkan di Jawa-Bali, pemerintah menargetkan penurunan konsumsi Premium 5-6 persen atau sekitar 2 juta kl.

Terkait dengan sejumlah pemerintah daerah yang akan menambah biaya operasional karena perpindahan dari Premium ke Pertamax yang lebih mahal, Jero Wacik menyatakan, hal itu tidak sesuai dengan tujuan program pembatasan itu. ”Teorinya adalah menghemat. Jika mobil dinas memakai 100.000 kl Premium, nanti yang dibeli turun jadi 60.000 kl. Jadi, tidak boleh menambah anggaran negara,” ujarnya. (EVY/PRA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com