Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bumi Resources Menuju Kebangkrutan Finansial?

Kompas.com - 29/08/2012, 11:15 WIB
Robertus Benny Dwi Koestanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Disebut sebagai perusahaan penambangan dan penjualan batu bara yang diprakarsai keluarga Bakrie dengan cadangan batu bara terbesar di Indonesia, nama besar melekat di PT Bumi Resources Tbk. Namun, kebangkrutan finansial membayangi perusahaan itu. Benarkah?

Menurut analis Panin Sekuritas, Fajar Indra, jawabannya iya. Tentu saja ada dasar pertimbangan untuk menentukan hal itu. Indra menggunakan metode Altman Score untuk menguji solvabilitas keuangan BUMI dari kebangkrutan finansial. Ia menggunakan neraca semester-1 tahun 2012 BUMI sebagai bahan dasar perhitungan.

Jika koefisien Z < 1,1, maka perusahaan berada dalam zona tidak aman atau menuju kebangkrutan. "Koefisien Z BUMI sangat kecil, yakni 0,0982 saja. Maka dapat disimpulkan bahwa BUMI saat ini berada dalam zona tidak aman atau menuju kebangkrutan finansial," kata Indra di Jakarta, Rabu (29/8/2012).

Total cadangan BUMI sebesar 2,8 miliar ton dimiliki anak usahanya, PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan PT Arutmin Indonesia (Arutmin). Tahun ini, BUMI menargetkan produksi batu bara mencapai 75 juta ton, naik 13,6 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Namun, performa keuangan BUMI pada semester satu tahun ini sangat buruk. Solvabilitasnya sangat lemah. BUMI mencatatkan kerugian sebesar 322 juta dollar AS pada semester ini, setelah mencatatkan keuntungan sebesar 232 juta dollar AS pada semester pertama tahun lalu.

Ada beberapa faktor yang disinyalkan menyebabkan jatuhnya performa BUMI semester pertama tahun ini. Faktor pertama adalah tergerusnya margin laba BUMI diakibatkan melonjaknya biaya produksi sebesar 9,2 persen per ton yang tidak diimbangi oleh naiknya harga jual. "Hal ini terjadi hampir di semua perusahaan batu bara di Indonesia karena memburuknya harga batu bara dunia," kata Fajar.

Faktor kedua adalah tingginya beban keuangan yang harus dibayar serta kerugian atas transaksi derivatif. Laporan keuangan BUMI mencatat bahkan jumlah beban keuangan yang harus dibayar lebih tinggi dari laba usahanya sendiri. Hal ini tentunya memperlihatkan betapa buruknya solvabilitas BUMI dalam membayar utang-utangnya.

BUMI akan memperpanjang masa investasi dana senilai 231 juta dollar AS di PT Recapital Asset Management. Dengan kata lain, BUMI gagal mencairkan investasinya untuk melakukan refinancing. "Terlebih dalam 2 tahun, BUMI memiliki tanggal jatuh tempo untuk utangnya kepada CIC masing-masing sebesar 600 juta dollar AS untuk trance kedua dan 700 juta dollar AS untuk trance berikutnya," kata Fajar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

    Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

    Whats New
    Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

    Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

    Whats New
    Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

    Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

    Whats New
    Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

    Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

    Whats New
    Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

    Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

    Whats New
    Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

    Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

    Work Smart
    Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

    Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

    Whats New
    Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

    Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

    Whats New
    Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

    Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

    Whats New
    Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

    Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

    Whats New
    Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

    Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

    Whats New
    KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

    KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

    Whats New
    Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

    Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

    Whats New
    Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

    Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

    Whats New
    Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

    Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com