Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

FAO Ingatkan Krisis Pangan

Kompas.com - 30/08/2012, 04:33 WIB

Jakarta, Kompas - Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) PBB mengingatkan, krisis pangan seperti yang terjadi pada 2007/2008 bisa berulang. Beberapa komoditas tergolong rawan. Agar dampak krisis tidak menimpa Indonesia, ketahanan pangan perlu diperkuat.

Menurut Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan, Rabu (29/8), di Jakarta, dalam rapat koordinasi nasional membahas kinerja produksi padi, jagung, dan kedelai 2012, Kementerian Pertanian baru saja mendapatkan surat dari Direktur Jenderal FAO.

Lembaga ini mengingatkan bahwa krisis pangan seperti yang terjadi pada tahun 2007/2008 bisa berulang. Untuk komoditas jagung dan kedelai, sinyal sudah ada. ”Indeks harga naik 5 persen hanya pada Juli 2012,” katanya. Tren kenaikan harga juga sudah terjadi pada komoditas gandum dan gula.

Komoditas beras relatif lebih aman. Stok beras dunia cukup. Produksi beras Thailand juga bagus. Menurut FAO, krisis pangan dahulu terjadi karena komoditas pangan tidak terkelola dengan baik. Setiap negara mengupayakan penyelamatan sendiri.

Melihat kondisi tersebut, Rusman mengingatkan kepada para kepala dinas pertanian seluruh Indonesia yang hadir dalam rapat koordinasi tersebut bahwa peningkatan produksi pangan sudah tidak bisa ditawar lagi. Swasembada dan surplus produksi beras sebanyak 10 juta ton tahun 2014 harus dicapai. Begitu pula dengan target swasembada.

”Ketahanan pangan bukan pilihan. Swasembada pangan bukan pilihan. Oleh karena itu, surplus produksi beras 10 juta ton menjadi keharusan untuk dicapai,” tuturnya.

Rusman menyayangkan kenyataan masih sempitnya perspektif para kepala daerah terkait dengan swasembada. Mereka memaknai swasembada pangan hanya untuk kepentingan daerahnya, bukan untuk kepentingan nasional.

Hal ini bisa dilihat dari kenyataan rendahnya luasan kawasan lahan pertanian pangan berkelanjutan yang masuk peraturan daerah tata ruang. ”Kalau dijumlahkan semua, luas lahan pangan berkelanjutan justru lebih rendah dari luas lahan baku yang ada sekarang. Ini terjadi karena pemerintah daerah memandang konteks swasembada pangan hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan di daerahnya, tidak melihat konteks nasional. Kalau begitu, NTT tidak akan pernah tercukupi pangannya,” ujarnya.

Menteri Pertanian Suswono mengatakan, soal pangan, Indonesia lebih aman. Produksi padi juga meningkat 4,31 persen tahun ini. ”FAO hanya mengingatkan. Meski demikian, itu baik bagi kita untuk lebih memacu diri meningkatkan produksi,” katanya.

Dalam peningkatan produksi pangan, kata Suswono, konsolidasi diperlukan. ”Saya sudah minta evaluasi total dilakukan, termasuk dalam penyusunan peta jalan (road map) pangan. Apakah perlu road map baru, yang lebih realistis. Yang penting, ketika tidak tercapai, ada alasan-alasan rasional yang bisa disampaikan. Setidaknya diharapkan dalam periode pemerintahan yang akan datang sudah ada panduan untuk mempercepat pencapaian target. Yang penting sekarang adalah bagaimana secara optimal meningkatkan produksi,” katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Whats New
Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com