Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Daging Sapi Bisa Tembus Rp 100.000

Kompas.com - 04/09/2012, 10:40 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Meski Lebaran telah lewat, harga daging sapi masih tinggi. Berdasarkan data Komite Daging Sapi Jakarta, harga daging sapi di tingkat ritel ataupun pasar tradisional berada di antara Rp 90.000 per kilogram dan Rp 95.000 per kg.

Sarman Simanjorang, Ketua Komite Daging Sapi Jakarta, mengatakan, harga daging sapi ini masih berpotensi naik. Apalagi, mendekati akhir tahun, pasokan daging tidak bertambah. Alhasil, pasokan daging pun menjadi terbatas. "Kalau impor daging sapi tidak segera terealisasi, harga daging berpotensi naik hingga tembus Rp 100.000 per kg," kata Sarman, Senin (3/9/2012).

Saat ini, di pasar modern dan pasar tradisional, harga daging sapi mencapai Rp 95.000 per kg. Harga ini lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Tahun lalu, harga daging sapi berada di antara Rp 60.000 per kg dan Rp 65.000 per kg. Kata Sarman, harga tersebut merupakan harga daging yang wajar atau normal

Wakil Sekjen Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Satria Hamid Ahmadi mengatakan, saat ini, harga daging sapi memang masih tinggi. "Harga daging di tingkat retail melonjak hingga 30 persen dari normal," ujar Satria.

Secara umum, harga daging tahun ini memang cukup tinggi. Sarman menyebutkan, harga daging sapi naik di atas angka wajar sejak Maret lalu ketika harga per kilogram berada di kisaran Rp 80.000 per kg. Saat Lebaran kemarin, harga tersebut melonjak hingga Rp 110.000 per kg. "Harga ini merupakan yang paling tinggi dalam lima tahun belakangan," ucap Sarman.

Penyebab melambungnya harga daging, menurut Sarman, karena pasokannya yang sedikit, sementara kebutuhan tak berkurang. Saat Idul Fitri bisa dijadikan contoh, kebutuhan daging sapi warga di seputar Jabodetabek mencapai 15.000 ton. Namun, pasokan tampaknya tidak sebanyak yang dibutuhkan.

Menurut Sarman, kondisi tersebut tidak bisa dipisahkan dari kebijakan pemerintah yang memangkas secara drastis kuota impor daging, yakni hanya 34.000 ton pada tahun 2012. Harga ini turun sekitar 66 persen dari kuota 2011 yang mencapai 100.000 ton.

Untuk mencegah agar harga tidak terus meningkat, KDS berharap pemerintah segera menambah kuota impor daging sapi pada tahun ini. KDS mengusulkan penambahan sekitar 33.000 ton hingga akhir tahun ini. Impor ini terutama untuk kebutuhan hotel, restoran, dan katering.

Adapun untuk kebutuhan daging tahun depan, KDS mengusulkan kuota impor untuk daging sapi naik menjadi 85.000 ton. Dari jumlah tersebut, sekitar 80 persen untuk warga di Jabodetabek.

Mengutip data Aprindo, kebutuhan daging sapi untuk industri mencapai 12.700 ton per tahun. Perincinannya: sebanyak 6.700 ton untuk mensuplai kebutuhan supermarket dan sebesar 6.500 ton untuk hypermarket.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Gunaryo mengatakan, pihaknya telah menyampaikan permasalahan pasokan daging sapi tersebut kepada Dirjen Peternakan Kementerian Pertanian. (Handoyo/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
May Day 2024, Pengemudi Ojek Online Tuntut Status Jadi Pekerja Tetap

May Day 2024, Pengemudi Ojek Online Tuntut Status Jadi Pekerja Tetap

Whats New
BTN Imbau Masyarakat Tak Tergiur Penawaran Bunga Tinggi

BTN Imbau Masyarakat Tak Tergiur Penawaran Bunga Tinggi

Whats New
ADRO Raih Laba Bersih Rp 6,09 Triliun pada Kuartal I 2024

ADRO Raih Laba Bersih Rp 6,09 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Elnusa Bukukan Laba Bersih Rp 183 Miliar di Kuartal I-2024

Elnusa Bukukan Laba Bersih Rp 183 Miliar di Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com