Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemimpin APEC Bahas Produk Ramah Lingkungan

Kompas.com - 07/09/2012, 05:57 WIB

Vladivostok, Kompas - Para menteri anggota ekonomi forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) memutuskan meneruskan daftar produk ramah lingkungan untuk dibahas dalam pertemuan tingkat tinggi pemimpin APEC yang berlangsung akhir pekan ini. Para pemimpin diharapkan dapat menyetujui daftar produk ramah lingkungan yang akan dikenai tarif maksimal 5 persen dalam perdagangan intra- anggota APEC.

Demikian penegasan pemimpin bersama Pertemuan Tingkat Menteri APEC, Sergey Lavrov dan Andrey Belousov, dalam keterangan pers di Vladivostok, Rusia, Kamis (6/9). Sergey Lavrov adalah Menteri Luar Negeri Rusia dan Andrey Belousov adalah Menteri Pembangunan Ekonomi Rusia.

Wartawan Kompas Pieter P Gero dan Rikard Bagun melaporkan, pertemuan pemimpin APEC akan dipimpin Presiden Rusia Vladimir Putin dan berlangsung hari Sabtu dan Minggu (8-9/9). Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan menghadiri pertemuan APEC.

Pertemuan tingkat menteri APEC kemarin berlangsung sengit sehingga sulit menemukan kata final menyangkut daftar produk ramah lingkungan yang pantas dikenai tarif maksimal 5 persen atau kurang. Beberapa peserta menggambarkan pertemuan berlangsung penuh pro dan kontra.

Pembahasan menyangkut daftar produk ramah lingkungan merupakan kesepakatan dari pertemuan pemimpin APEC 2011 di Honolulu, Amerika Serikat. Para pemimpin saat itu berkomitmen mendukung investasi dan perdagangan dalam jasa dan produk ramah lingkungan. Langkah ini merupakan bagian kunci dari agenda 21 anggota ekonomi APEC untuk mendorong pembangunan berkelanjutan dan pertumbuhan hijau atau pertumbuhan yang ramah lingkungan. Namun, kesiapan dan pembangunan kapasitas industri yang tidak sama di setiap anggota ekonomi APEC menyebabkan sulit mencapai keputusan menyangkut daftar produk yang ramah lingkungan.

Menurut Menteri Perdagangan RI Gita Irawan Wirjawan, pada pertemuan hari Rabu, para menteri APEC sepakat adanya daftar 20 produk yang bisa dikenai tarif masuk maksimal 5 persen atau kurang. Namun, jumlah ini bisa berubah sesuai dengan perkembangan dalam pertemuan. Karena sifatnya tidak mengikat, daftar ini bisa bertambah atau berkurang apabila ada penolakan dari anggota APEC lainnya.

Hingga Kamis malam, Gita Wirjawan masih bertemu dengan pejabat senior Indonesia sehingga belum bisa menjelaskan posisi Indonesia dalam pembahasan daftar produk ramah lingkungan. Indonesia sejauh ini dilaporkan bersedia menerima beberapa produk dari anggota ekonomi APEC yang lebih maju. Namun, Indonesia juga mendesak mereka agar menerima produk Indonesia, seperti minyak kelapa sawit mentah (CPO), sebagai produk ramah lingkungan.

Belousov menegaskan, 21 anggota ekonomi APEC sejauh ini bisa mendukung masuknya produk ramah lingkungan yang punya nilai signifikan dalam menjaga lingkungan, seperti produk yang bisa mengontrol udara dan kualitas air. ”Produk ini bisa saja diperdagangkan dengan tarif nol persen apabila disetujui para pemimpin APEC,” lanjutnya.

Anggota APEC bersedia melakukan komitmen dengan mengurangi tarif masuk maksimal 5 persen untuk produk ramah lingkungan pada 2015. Saat ini, tarif masuk produk-produk ini bisa mencapai 30 persen, bahkan lebih tinggi lagi. Oleh karena itu, ujar Belousov, bakal ada pasar baru yang muncul di kawasan Asia Pasifik berkaitan produk ramah lingkungan ini.

Presiden ke Vladivostok

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com