Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konsumsi Susu di Indonesia Terendah se-Asia

Kompas.com - 09/09/2012, 14:52 WIB
Didik Purwanto

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Konsumsi susu di Indonesia terus meningkat dalam lima tahun terakhir. Namun, konsumsi susu di Indonesia tersebut masih lebih rendah bila dibanding negara di kawasan Asia.

Pada tahun 2011, konsumsi susu di Indonesia hanya sebesar 12,85 liter susu per kapita per tahun. Jumlah tersebut memang meningkat tipis dibanding tahun sebelumnya sebesar 11,95 liter susu per kapita per tahun. "Konsumsi susu tersebut masih lebih rendah bila dibanding dengan negara Filipina, Vietnam, Thailand, Malaysia ataupun Singapura," kata Kepala Pemasaran dan Penjualan PT Greenfields Indonesia Jan Gert Vistisen di pabriknya, Malang, Sabtu (8/9/2012).

Jumlah konsumsi susu Indonesia masih kalah dibanding dengan Malaysia (50,9 liter), India (47,1 liter), Singapura (44,5 liter), Thailand (33,7 liter), Vietnam (14,3 liter) dan Filipina (13,7 liter). Menurut Jan, salah satu penyebab malasnya orang Indonesia untuk minum susu adalah orang malas untuk menyeduh, khususnya susu dalam bentuk susu bubuk. Selain itu, masih ada anggapan bahwa minum susu adalah kebiasaan anak-anak, bukan untuk orang muda atau dewasa.

Saat ini, konsumsi susu di Indonesia masih didominasi oleh susu bubuk. Namun, bila dilihat dari persentase kenaikannya, pertumbuhan konsumsi susu Ultra Hight Temperature (UHT) justru lebih tinggi dibanding pertumbuhan konsumsi susu bubuk. Peningkatannya mencapai 15,7 persen per tahun dibanding 4,5 persen per tahun untuk konsumsi susu bubuk.

Melihat kecenderungan itu, PT Greenfields Indonesia membuat produk susu segar yang langsung bisa dinikmati setiap saat. Agar lebih praktis, perusahaan juga membuat beberapa kemasan dengan ukuran 1 liter, 500 ml dan sebentar lagi dengan ukuran 200 ml.

"Jenis susu cair cenderung lebih praktis dan digemari berbagai kalangan dan segmen usia, termasuk usia sekolah hingga remaja, usia 10 hingga 18 tahun," ujarnya.

Selain bisa langsung dikonsumsi, susu cair segar juga bisa diolah dengan beragam cara untuk memenuhi berbagai kebutuhan dan gaya hidup. Susu tersebut dapat mendukung kegiatan berolahraga, kebutuhan memasak, minuman segar menyehatkan, minuman yang bisa langsung dikonsumsi kapan saja hingga untuk menyegarkan tubuh dalam cuaca yang panas.

PT Greenfields Indonesia adalah perusahaan peternakan sapi dan produsen susu yang berada di lereng Gunung Kawi, Malang, Jawa Timur. Perusahaan ini mampu memproduksi 20 juta liter susu segar setiap tahun, sekitar setengahnya diekspor ke beberapa negara di Asia. Untuk domestik, perusahaan tersebut juga memasok kebutuhan susu dan keju mozarella ke beberapa hotel berbintang di Jakarta, perusahaan ritel, dan resto terkemuka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Whats New
Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada 'Pertek' Tak Ada Keluhan yang Masuk

Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada "Pertek" Tak Ada Keluhan yang Masuk

Whats New
Tidak Ada 'Black Box', KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Tidak Ada "Black Box", KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Whats New
Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Whats New
Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com