Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Pelemahan Rupiah

Kompas.com - 13/09/2012, 16:50 WIB
Imam Prihadiyoko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi XI DPR RI Ecky Awal Mucharam mengingatkan pemerintah dan Bank Indonesia (BI) untuk mewaspadai pelemahan rupiah karena akan membawa dampak bagi perekonomian dan fiskal pemerintah.

Menurut Ecky pelemahan Rupiah yang terlalu jauh dari asumsi yang ditetapkan dapat mempengaruhi kredibilitas otoritas moneter. Rupiah saat ini berada di level sekitar Rp 9.600/dollar AS, jauh dibandingkan asumsi makro dalam APBN-P 2012 yaitu Rp 9.000/dollar AS. "Secara rata-rata, sejak awal tahun nilai tukar rupiah sebesar Rp 9.300/dollar AS, artinya ada selisih Rp 300 dari asumsi makro. Selisih ini cukup besar karena mencapai lebih dari 3 persen, sementara tahun kemarin hanya lemah kurang dari 1 persen," kata Ecky.

Ecky mengakui bahwa pergerakan nilai tukar rupiah memang ditentukan oleh pasar, namun jika meleset terlalu jauh berarti ada yang salah dengan proyeksi yang dibuat oleh otoritas dalam asumsi makro. Ecky juga mengingatkan efek fiskal dari pelemahan rupiah ini, tiap melemah Rp 100/dollar AS tambahan defisit dalam APBN mencapai Rp 2,02 triliun - Rp 2,46 triliun. Jadi, potensi pertambahan defisit dari pelemahan rupiah mencapai sekitar Rp 7 triliun.

"Itu baru dari pelemahan rupiah, belum dari melesetnya asumsi makro yang lain seperti tidak tercapainya lifting minyak mentah dan harga ICP yang melewati target, mungkin defisit bisa bertambah belasan triliun rupiah. Tentu ini semua harus diwaspadai dan dipersiapkan jika kondisi yang lebih buruk terjadi," kata Ecky.

Anggota Fraksi PKS itu juga mengingatkan agar pemerintah segera melakukan diversifikasi energi, karena terbukti impor BBM yang besar telah membebani perdagangan maupun fiskal dan turut berperan penting dalam pelemahan nilai rupiah. Menurut Ecky, masa depan energi Indonesia berada di panas bumi dan gas alam yang murah dan banyak terdapat di dalam negeri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com