BATAM, KOMPAS.com — Kedutaan Besar RI Kuala Lumpur diduga tidak menyampaikan informasi secara benar kepada keluarga warga negara Indonesia korban penembakan polisi Malaysia. KBRI Kuala Lumpur juga dinilai tidak cepat tanggap dalam persoalan itu.
Kerabat salah satu korban, Sofyan Hamid, mengatakan, pihak KBRI baru menghubungi keluarganya pada Kamis (13/9/2012) sore. Padahal, empat WNI ditembak pada Jumat (7/9/2012) dini hari di Ipoh, Negara Bagian Perak. "Mereka bilang sejak Sabtu sudah berusaha mengontak kami," ungkap Sofyan, Jumat (14/9/2012) di Batam, Kepulauan Riau.
Adik Jony alias M Sin, salah satu korban itu, menyatakan, sudah berusaha menelepon KBRI sejak Jumat sore atau beberapa jam setelah penembakan kakaknya. Namun, sama sekali tidak ada respons, bahkan ada telepon yang langsung ditutup setelah diangkat.
Selain itu, di Jakarta, Kamis sore, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan, baru satu dari empat korban penembakan yang sudah dipastikan identitasnya.
Seperti diberitakan, Jony alias M Sin, Osnan, Hamid, dan Mahno ditembak polisi Malaysia di Ipoh, Negara Bagian Perak, Jumat (7/9/2012) dini hari, sementara Diden dikabarkan ditembak pada Senin malam. Selain Mahno, empat korban disebutkan berdomisili di Batam, sementara Mahno disebut berasal dari Jawa Timur dan sudah lama bermukim di Malaysia.
Berita selengkapnya dapat diikuti di topik "Malaysia Tembak Mati WNI di Perak"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.