Jakarta, Kompas
Tambahan modal kerja bagi Pelindo II didapat dari kucuran kredit PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Perjanjian kredit modal kerja ditandatangani Direktur Keuangan Pelindo II Mulyono, Direktur Business Banking BNI Krishna Suparto, dan Direktur Corporate Banking Bank Mandiri Fransisca Nelwan Mok pada hari Selasa (18/9), di Jakarta.
Menurut Mulyono, rencana pengembangan pelabuhan Pelindo II memang sangat besar. ”Dengan demikian, dibutuhkan pendanaan eksternal yang besar. Selain pendanaan dari perbankan, kami juga menjajaki skema pendanaan lain,” ujar Mulyono.
Porsi BNI dalam kredit modal kerja mencapai Rp 500 miliar, sementara sisanya sebesar
Pada awalnya Pelindo II memproyeksikan belanja modal Rp 5 triliun pada tahun 2012 ini. Namun, dikatakan Rima, modal kerja sebesar Rp 1 triliun itu di luar proyeksi belanja modal.
”Dari kredit sebesar Rp 1 triliun ada sebagian dana untuk Terminal Kalibaru. Akan tetapi, perjanjian kredit khusus Kalibaru dalam jumlah besar baru ditandatangani tahun depan,” ujar Rima.
Sementara itu, Krishna Suparto mengatakan, pinjaman kepada Pelindo II oleh posisi strategisnya sebagai penyedia jasa kepelabuhanan di Indonesia. ”Efisiensi logistik Indonesia juga terletak pada Pelindo,” ujarnya.
Ditambahkan Krishna, bila pelabuhan tidak efisien, biaya logistik di Indonesia akan makin tinggi. ”Akibatnya, industri dalam negeri tidak kompetitif saat bersaing dengan perusahaan asing,” kata dia.
Pada semester I tahun 2012, BNI telah menyalurkan Rp 36 triliun untuk pembiayaan infrastruktur, termasuk di dalamnya Rp 5,5 triliun untuk transportasi. Adapun Bank Mandiri hingga Agustus 2012 telah menyalurkan kredit sebesar Rp 28 triliun untuk infrastruktur.
Komponen jasa dalam transaksi berjalan selalu defisit. Komponen jasa mengalami defisit 2,883 miliar dollar AS per triwulan II-2012, lebih dalam dibandingkan triwulan I-2012 yang sebesar 2,075 miliar dollar AS.
Defisit itu sebagian besar disumbang jasa transportasi, yakni 2,466 miliar dollar AS per triwulan II-2012. Transportasi barang tercatat defisit 2,018 miliar dollar AS, jauh melampaui transportasi penumpang yang defisit 381 juta dollar AS.
Kepala Biro Humas Bank Indonesia Difi Ahmad Johansyah menyebutkan, penyebab defisit itu antara lain karena lebih banyak menggunakan angkutan asing.