Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dahlan Ubah Hutama Karya Jadi Perusahaan Jalan Tol

Kompas.com - 19/09/2012, 13:26 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri BUMN Dahlan Iskan akhirnya memutuskan untuk mengubah status perusahaan PT Hutama Karya Persero dari semula perusahaan jasa konstruksi menjadi perusahaan jalan tol. Nantinya, tugas Hutama Karya akan mengerjakan proyek jalan tol saja.

"Kami sedang mengusulkan Hutama Karya menjadi perusahaan jalan tol, jadi bukan perusahaan konstruksi lagi. Ini supaya pembangunan jalan tol di Indonesia lebih cepat. Jadi itu tidak perlu mendirikan perusahaan baru," kata Dahlan selepas Rapat Kerja dengan Komisi XI Jakarta, Rabu (19/9/2012).

Selama ini, proyek pembangunan jalan tol selalu memakai perusahaan yang khusus menangani jalan tol. Namun, perusahaan itu tidak dimiliki sepenuhnya oleh BUMN karena ada investor publik, misalnya PT Jasa Marga Tbk (JSMR) maupun PT Adhi Karya Tbk (ADHI). Kedua BUMN Karya itu memang mayoritas dimiliki pemerintah, tetapi masih ada saham publik sehingga pemerintah tidak bisa memaksakan proyek-proyek pembangunan yang harus lekas dikerjakan.

Dengan perusahaan jalan tol tersebut tidak dimiliki 100 persen pemerintah, Dahlan menganggap pembangunan proyek jalan tol ini akan ribet. Apalagi, perusahaan tersebut tentu akan menghitung untung ruginya sebelum membangun proyek. "Karena pembangunan jalan tol tidak bisa dipaksakan, akhirnya proyek-proyek pemerintah pun banyak yang tidak jalan," katanya.

Menurut Dahlan, perubahan status Hutama Karya ini merupakan usulan dari Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Keuangan, dan Menteri BUMN. Dahlan memilih Hutama Karya sebagai perusahaan jalan tol karena perseroan tersebut memiliki kemampuan di bidang itu. Selain itu, perseroan juga memiliki visi yang sama menjadi perusahaan konstruksi, khususnya jalan tol.

"Nanti Hutama Karya dilarang lepas saham ke publik. Sahamnya 100 persen akan dikuasai negara. Untuk membangun proyek jalan tol, pakai skema penugasan negara," jelasnya.

Disinggung mengenai dana, Dahlan pun tidak mempermasalahkan karena dana proyek infrastruktur khususnya jalan tol akan memakai sumber dana dari setoran dividen kepada negara.

Menurut hitungan Dahlan, sebagian dana dividen anak usaha BUMN bisa dialihkan untuk pembangunan infrastruktur. Misalnya, BUMN menyisihkan anggaran Rp 5 triliun dari dividen.

Dari dana tersebut, bisa dikembangkan menjadi Rp 12 triliun dengan cara pinjaman perbankan atau dana dari kas internal perusahaan. "DPR sudah mendukung, tapi saya tidak tahu kalau harus mendapat persetujuan DPR. Yang jelas, Hutama Karya nanti akan membangun jalan tol di seluruh Indonesia dengan skema penugasan negara," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

    Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

    Whats New
    Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

    Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

    Whats New
    Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

    Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

    Whats New
    Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

    Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

    BrandzView
    Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

    Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

    Whats New
    Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

    Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

    Whats New
    Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

    Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

    Whats New
    Puasa Itu Berhemat atau Boros?

    Puasa Itu Berhemat atau Boros?

    Spend Smart
    Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

    Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

    Whats New
    Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

    Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

    Whats New
    Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

    Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

    Whats New
    Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

    Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

    Spend Smart
    Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

    Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

    Whats New
    Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

    Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

    Whats New
    Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

    Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com