Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apindo Belum Diajak Bicara soal Tarif Listrik

Kompas.com - 20/09/2012, 02:33 WIB

Jakarta, Kompas - Asosiasi Pengusaha Indonesia belum diajak berbicara soal rencana kenaikan tarif tenaga listrik pada 2013. Pemerintah seharusnya mengurangi subsidi bahan bakar ketimbang menaikkan tarif tenaga listrik yang sangat dibutuhkan industri untuk berproduksi.

”Kami sama sekali tidak diajak bicara, padahal listrik ini membuat industri produktif dan bisa menciptakan lapangan kerja. Daripada pemerintah menaikkan tarif listrik, lebih baik mengurangi subsidi bahan bakar minyak yang selama ini hanya menjadi asap,” kata Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi, di Jakarta, Rabu (19/9).

Pemerintah memutuskan menaikkan tarif tenaga listrik 15 persen secara bertahap pada tahun 2013.

Listrik menjadi kebutuhan utama dunia usaha. Industri garmen, alas kaki, sampai manufaktur yang padat karya sangat bergantung pada suplai listrik untuk berproduksi.

Apindo sudah meminta pengurus asosiasi-asosiasi industri menghitung tambahan beban biaya akibat kenaikan tarif tenaga listrik. ”Bagi yang tidak tahan dengan kenaikan ini, akan tutup diam-diam,” ujar Sofjan.

Sementara itu, pemerintah memutuskan bakal menaikkan tarif tenaga listrik hingga 15 persen untuk tahun depan sebagai upaya melayani 3,1 juta pelanggan baru listrik. Salah satu skema yang dipertimbangkan ialah menaikkan tarif secara bertahap.

Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik, kenaikan itu bakal ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2013. Untuk sementara, kenaikan tarif hanya berlaku untuk rumah dengan daya 1.300 watt ke atas, sementara rumah berdaya 900 watt tak akan terdampak kebijakan ini.

”Masyarakat dan industri harus mengerti karena kondisi ekonomi sudah membaik seharusnya kenaikan kecil seperti ini tidak terlalu bermasalah,” kata Jero di Bandung, Jawa Barat.

Skema kenaikan tarif secara bertahap, ujar Jero, sangat dimungkinkan. Salah satunya adalah naik tiap tiga bulan atau tiap bulan dengan persentase lebih kecil. Dengan harapan, kenaikan tarif tidak terlalu memengaruhi harga komoditas yang lain.

Jero mengharapkan masyarakat tidak terlalu riuh menanggapi rencana kenaikan tarif tenaga listrik dari pemerintah, begitu pula dengan kalangan industri. Menurutnya, perkembangan ekonomi di Indonesia sudah membaik, terlihat dari tingkat konsumsi atas barang elektronik hingga kendaraan bermotor yang terus meningkat. Misalnya, 9 juta unit sepeda motor ataupun 1 juta unit mobil yang terjual tahun ini.

Menteri Keuangan Agus DW Martowardojo mengimbau kepada pengusaha dan semua pemangku kepentingan agar membicarakan dengan baik-baik soal rencana kenaikan tarif tenaga listrik pada 2013 tersebut. Tidak perlu sampai melakukan uji materi (judicial review).

”Kita bicara baik-baik. Ini negara Indonesia, negara kita sama-sama. Mari dibicarakan dan jangan kemudian bikin tradisi untuk mudah melakukan uji materi. Itu bisa kita jelaskan. Utamanya adalah untuk membangun Indonesia dan memberikan kesejahteraan kepada rakyat,” kata Agus.

Subsidi listrik senilai Rp 93 triliun tanpa skema kenaikan tarif, menurut Agus, terlalu besar, sementara masyarakat membutuhkan pembangunan infrastruktur. (HAM/ELD/LAS/EVY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com