Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tambang Emas Martabe Ditutup Sementara

Kompas.com - 01/10/2012, 17:48 WIB
Evy Rachmawati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Agincourt Resources, pengelola Tambang Emas Martabe, Sumatera Utara, menghentikan sementara seluruh kegiatan operasi tambang dan pabrik pengolahan bijih di lokasi itu. Penutupan dilakukan karena pemasangan pipa air sisa proses ke Sungai Batanghoru belum tuntas. Hal itu sebelumnya menuai protes sekelompok warga setempat.  

Sebelumnya perusahaan itu telah menginformasikan kepada Pemerintah Provinsi Sumatra Utara dan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan bahwa pipa air sisa proses ke Sungai Batangtoru harus terpasang paling lambat akhir September.  

Peter Albert, Presiden Direktur Tambang Emas Martabe menyampaikan hal itu dalam siaran pers, Senin (1/10/2012), di Jakarta.

"Kami sangat menyesal karena kami harus menghentikan aktivitas operasional tambang," katanya menambahkan.

Hal ini berdampak pada persepsi investor asing terhadap Indonesia. Dampak lainnya adalah hilangnya peluang pertumbuhan sosial dan ekonomi yang bisa dipetik masyarakat di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, dan Indonesia, dari kehadiran investasi tambang terbesar di Sumatra Utara. 

Peter menambahkan, perusahaan tidak memiliki sumber dana tidak terbatas. Karena itu, perusahaan tersebut tidak dapat terus menanggung biaya tenaga kerja, kegiatan operasional, dan program-program lain tanpa jalannya tambang.

"Kami tidak punya pilihan, selain menyelamatkan setiap dollar yang kami miliki untuk melindungi perusahaan, guna memampukan kami memulai kembali operasi tambang segera setelah masalah ini diselesaikan," ujarnya.

Menurut dia, pengaliran air ke Sungai Batang Toru sudah melalui studi kelayakan intensif, dan mendapat izin seperti tertera dalam dokumen Amdal yang disetujui Bupati Tapanuli Selatan pada Maret 2008.

Kelebihan air akan diproses dalam Instalasi Pemurnian Air Proses (IPAL (Water Polishing Plant/WPP) yang telah dirancang dan dibangun di dalam areal Tambang Emas Martabe, dan sudah memenuhi standar baku mutu berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 202/2004 sebelum dialirkan ke sungai Batangtoru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com