Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Efisien Berbisnis

Kompas.com - 15/10/2012, 07:51 WIB

KOMPAS.com - Tiga tahun silam, usahawan sepatu, Junus Maharya, termangu di tokonya. Dari catatan istrinya, Mei Lien, omzet dan profit tokonya terus tergerus. Dua puluh tahun silam, ia masih meraih untung rata-rata Rp 15 juta per bulan. Omzet itu kini hanya Rp 3 juta per bulan pada akhir tahun 2011. Kalau harus menggaji dua karyawan toko, dia sudah tidak memperoleh satu sen pun keuntungan.

Bisnisnya yang lain, bengkel motor, bernasib sama. Keuntungan merosot menjadi Rp 2,7 juta per bulan. Bayar gaji tiga karyawan tidak cukup sehingga ia harus nombok. Ia mempunyai satu toko lagi, yakni toko fotokopi dan aneka kebutuhan sekolah. Keuntungan di toko ini masih lumayan, sekitar Rp 9 juta per bulan. Bayar dua karyawan dan listrik, ia masih merasakan keuntungannya.

Akan tetapi, ia tidak puas. Dari diskusi dengan kawan-kawannya, pengalamannya selama ini maupun dari banyak membaca, ia mengambil keputusan radikal. Toko sepatu dan bengkel ia jual. Ia memboyong keluarganya pindah ke toko fotokopi. Uang jual dua unit rumah sebesar Rp 8,2 miliar ia gunakan untuk bisnis baru. Toko fotokopi dan kebutuhan sekolah tetap dibuka karena menguntungkan.

Bisnis barunya adalah memperantarai produsen dan konsumen sejumlah komoditas penting, seperti beras, gula pasir, tepung terigu, garmen, semen, besi dan pilar beton, pasir, dan paving block. Untuk beras, misalnya, sebutlah ia membeli sepuluh ton beras dari sentra beras dan menjualnya kepada pedagang di pasar-pasar. Keuntungan yang dia peroleh Rp 30 per kilogram.

Kelihatannya Rp 30 memang ”uang kecil”, tetapi karena sekali transaksi ia bisa jual 20.000 kg, maka keuntungan yang ia peroleh adalah Rp 600.000. Pada komoditas lain seperti terigu, gula pasir, margin keuntungan yang dia peroleh lebih tipis lagi, yakni rata-rata Rp 10 per kg. Akan tetapi, dengan tingginya transaksi per hari, ia panen setiap hari.

”Banting setir” bisnis tadi membuat Junus tersenyum. Ia tak pusing lagi untuk makan dan menggaji karyawan. Ia meraih laba usaha yang jauh lebih besar. Dari keuntungan itu, ia melebarkan usaha. Kini ia membeli emas murni dalam jumlah beberapa kilogram. Emas itu dilepas ketika harga naik beberapa persen. Keuntungan dari emas lebih atraktif. Kini Junus seakan sudah menemukan bintangnya. Ia bekerja jauh lebih rileks.

Banyak usahawan yang masuk ke wilayah ini dan umumnya sukses. Misalnya Teguh Samiadji, yang masuk ke bisnis jual beli emas dan properti. Teguh langsung membeli lima unit ruko dan tiga unit rumah yang dibangun perusahaan properti raksasa di kawasan strategis. Setelah dua tahun, baru ia lepas. Keuntungan yang dia peroleh bisa mencapai dua kali lipat harga rumah dan ruko.

Begitu pula emas, Teguh biasa membeli beberapa kilogram emas, lalu melepasnya beberapa bulan kemudian. Bisnis ini dioperasikan Teguh dari rumahnya. Pegawainya hanya empat orang. Keuntungan per tahun Teguh, tidak kurang dari Rp 2,8 miliar atau Rp 233,3 juta per bulan atau Rp 11,6 juta per hari. (Abun Sanda)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Earn Smart
Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Whats New
Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema 'Part Manufacturer Approval'

Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema "Part Manufacturer Approval"

Whats New
Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Whats New
Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Earn Smart
Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Whats New
Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Whats New
Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Whats New
Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Whats New
[POPULER MONEY] Buntut Ajak Youtuber Korsel ke Hotel, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan | Intip Tawaran 250 Merek Waralaba di Pameran Franchise Kemayoran

[POPULER MONEY] Buntut Ajak Youtuber Korsel ke Hotel, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan | Intip Tawaran 250 Merek Waralaba di Pameran Franchise Kemayoran

Whats New
Cukupkah Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen?

Cukupkah Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen?

Whats New
3 Cara Blokir Kartu ATM BRI, Bisa lewat HP

3 Cara Blokir Kartu ATM BRI, Bisa lewat HP

Whats New
Singapore Airlines Group Pesan 1.000 Ton Bahan Bakar Berkelanjutan dari Neste

Singapore Airlines Group Pesan 1.000 Ton Bahan Bakar Berkelanjutan dari Neste

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com