Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tur ke Luar Angkasa Ditunda

Kompas.com - 24/10/2012, 23:41 WIB
Pieter P Gero

Penulis

WARSAWA, KOMPAS.com Miliarder asal Inggris, Richard Branson, menegaskan, proyek tur ke luar angkasa yang diprakarsainya ditangguhkan lagi.

Pria pemilik maskapai penerbangan Virgin Air ini juga belum bisa memastikan kapan paket wisata ke luar angkasa ini akan terlaksana.

Di Warsawa, Polandia, sebagaimana dikutip kantor berita AP, Rabu (24/10/2012), Branson menegaskan, perjalanan turis ke luar negeri sedikitnya akan dilakukan 12 bulan atau 18 bulan, sebelum usaha patungan Virgin Galactic bisa menawarkan perjalanan ke luar angkasa berbayar bagi para turis yang punya hobi petualangan ini.

Pendiri dari Grup Virgin ini bertemu para mahasiswa dalam kunjungan pertamanya ke Polandia, Rabu. Branson datang ke negara itu untuk meluncurkan Academy Virgin, yang akan membantu anak-anak muda memulai bisnis mereka alias memulai wirausaha.

Saat ditanya soal Virgin Galactic, Branson menegaskan, dia mulai berhenti menghitung hari-hari untuk meluncurkan paket perjalanan ke luar angkasa. Semua ini karena harus terus menunda paket perjalanan ke luar angkasa itu dari tahun yang satu ke tahun lainnya.

Sejauh ini, untuk penawaran tur ke luar angkasa oleh Virgin Galactic, sudah lebih dari 100 turis yang berminat untuk ikut dalam paket tur ini. Mereka sudah menandatangani biaya hingga 200.000 dollar AS atau sekitar Rp 2 miliar untuk perjalanan selama dua jam hingga ke luar angkasa pada ketinggian 100 kilometer di atas bumi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com