Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Targetkan Indonesia Capai Swasembada Pangan Tahun 2014

Kompas.com - 28/10/2012, 09:15 WIB

Dalam lima tahun terakhir, telah terjadi tiga krisis pangan yang melanda dunia. Pertama terjadi pada 2007 hingga 2008 ketika badai El Nino menyebabkan kekeringan dan gagal panen di Argentina dan Australia yang kemudian disusul dengan adanya krisis ekonomi dan politik dan pada 2010 terjadi kekeringan yang melanda Rusia. Kedua krisis itu menyebabkan naiknya harga gandum. Pada tahun 2012, Amerika Utara mengalami kekeringan dan harga kedelai mulai menanjak seiring dengan harga jagung yang mulai merambat naik. Dalam kondisi ketahanan pangan global yang rawan karna adanya climate change atau perubahan iklim, kebijakan ketahanan pangan Indonesia harus makin kita perkuat.

Secara umum, kondisi ketahanan pangan nasional pada periode 2010-2011 menunjukan kecenderungan yang semakin baik. Hal ini ditunjukan oleh beberapa indikator ketahanan pangan, diantaranya pergerakan harga pangan lebih stabil, kecuali pada hari-hari besar nasional yang harganya naik, namun akan turun secara perlahan dan pasti. Selanjutnya, peran serta masyarakat dan pemerintah daerah meningkat, yang ditunjukan oleh semakin beragamnya kreativitas pemerintah daerah dalam menangani ketahanan pangan, serta meningkatnya pasrtisipasi masyarakat yang ditunjukan dengan meningkatnya tabungan kelompok. Berbagai indikasi yang terukur tersebut menunjukan bahwa berbagai upaya dan kebijakan ketahanan pangan yang dilakukan pemerintah telah memberikan hasil yang positif.

Indonesia menetapkan target strategis dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan berkelanjutan yaitu dengan mencapai swasembada pangan di tahun 2014 untuk komoditas strategis seperti padi, jagung, kedelai, gula, dan daging. Sampai Oktober 2012 ini, pemerintah telah mendorong produksi padi melampaui target produksi, yaitu 68,96 juta ton dari target 67,82  juta ton, dan untuk komoditas lainnya seperti jagung, kedelai dan gula secara umum telah mencapai 85 persen dari target di tahun 2012. Untuk mencapai target tersebut, Indonesia telah menerapkan revitalisasi pertanian di tujuh daerah baik ada aspek tanah, benih dan bibit, fasilitas pendukung, sumber daya manusia, petani pembiayaan, lembaga petani, dan teknologi serta industri hilir. Hal ini mendapat apresiasi dari FAO (Food and Agriculture Organization) karena langkah-langkah Indonesia menghadapi krisis pangan akibat kekeringan panjang di beberapa negara penghasil pangan dunia.

Mc Kinsey memberikan laporan yang sejalan dengan rencana pemerintah tentang pencapaian target ketahanan pangan. Diperkirakan Indonesia memiliki potensi kenaikan nilai produksi pertanian dan perikanan (2010-2030) diperoleh dari peningkatan produksi senilai USD 70 Milyar (39%) yang terbagi atas industri pertanian senilai USD 20 dan petani kecil senilai USD 50 Milyar, peningkatan ke komoditi-komoditi bernilai tinggi senilai USD 45 Milyar (25%), menghilangkan produksi yang hilang atau kerugian-kerugian USD 35 Milyar (19%), produksi perikanan USD 25 Milyar (14%) dan perluasan lahan baru senilai USD 5 Milyar (3%). Totalnya mencapai USD 180 Milyar (100%) pada 2030.

Untuk mendukung rencana ketahanan pangan, Indonesia akan mengkampanyekan isu ketahanan pangan dalam konferensi tingkat tinggi kerjasama ekonomi Asia Pasifik atau KTT APEC pada bulan November 2013 mendatang di Bali. Indonesia akan mendorong komitmen global dalam forum tersebut untuk mendukung upaya peningkatan ketahanan pangan di semua negara.

Kebijakan ketahanan pangan Indonesia setidaknya perlu sejalan dengan pemikiran Founding Father seperti yang tertuang dalam isi pidato Soekarno yang berbunyi bahwa “mati hidup bangsa Indonesia bagaimana mengelola pangannya agar berdaulat, mandiri, dan ketahanan pangannya. Indonesia mampu, tidak perlu dengan kata-kata organisasi asing”. (adv)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com