Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahun Kedua Jadi Menteri, Dahlan Akan "Rombak" BUMN

Kompas.com - 30/10/2012, 11:19 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com Dahlan Iskan dilantik menjadi Menteri Badan Usaha Milik Negara pada 19 Oktober 2011. Memasuki tahun keduanya, Dahlan akan merombak BUMN. Seperti apa?

"Ini merupakan rapat pertama memasuki tahun kedua menjabat menteri. Saya ingin BUMN fokus pada bidang usahanya. Karena itu, saya ingin me-review dan mengkaji ulang anak-anak usaha BUMN," kata Dahlan selepas rapat pimpinan di kantor Permodalan Nasional Madani Jakarta, Selasa (30/10/2012).

Menurut Dahlan, pihaknya akan melakukan review anak usaha secara bertahap. Dari 141 anak usaha BUMN, pihaknya akan me-review 10 anak usaha secara bergantian.

Tujuan Dahlan melakukan review anak usaha tersebut agar BUMN bisa menjadi lebih fokus dan lebih efisien. Dengan demikian, jangan sampai anak usaha BUMN ini malah sibuk dengan anak-anak usahanya sehingga tidak fokus. "Tahun kedua ini saya akan lebih fokus ke anak perusahaan dan cucu perusahaan. Tenaga kerja bisa diatur nanti," tambahnya.

Dahlan mencontohkan pada PT Dirgantara Indonesia (PT DI) yang saat ini memiliki dua anak perusahaan dan dua anak perusahaan patungan. Dahlan meminta PT DI bisa divestasi salah satu anak usaha di perusahaan patungan. "PT DI saya minta untuk keluar dari situ karena sahamnya hanya 10 persen agar dijual ke partner yang menghendaki," tambahnya.

Dengan demikian, nantinya PT DI tetap memiliki dua anak perusahaan dan satu anak usaha patungan saja.

Begitu juga dengan PT Pindad. Saat ini, PT Pindad akan difokuskan menjadi perusahaan pembuat mobil perang. Apalagi Pindad juga baru saja mendapat pesanan dari Kementerian Pertahanan.

Di sisi lain, ada PT PAL Indonesia yang saat ini memiliki satu anak perusahaan. Dahlan meminta satu anak perusahaan ini tetap dipertahankan karena masih ada hubungannya dengan servis kapal. Namun, PT PAL Indonesia dinilai harus meninggalkan tiga bisnis lainnya, yaitu bisnis turbin, bisnis boiler, dan bisnis di industri kesehatan dan jasa kesehatan.

Sementara terhadap PT Krakatau Steel Tbk (KRAS), Dahlan meminta perseroan itu untuk mengkaji ulang 10 anak usahanya. Misalnya ada perusahaan air minum karena tidak ada hubungannya dengan baja, meninggalkan usaha meteran listrik karena KRAS hanya punya 15 persen saham, meninggalkan bisnis batubata tahan api karena sahamnya hanya 10 persen dan juga meninggalkan bisnis jalan tol.

PT Puma Bisma di bidang engineering juga menurut Dahlan terus merugi. Bahkan, induknya harus memberikan kucuran permodalan. "Supaya tidak harus suntik modal terus, mendingan dibubarkan saja," tambahnya.

Begitu juga dengan PT INTI. Dahlan masih meminta perseroan untuk mengevaluasi apakah perlu PT INTI mengelola anak perusahaan PT Pindad. "Ini akan di-review terus, tiap minggu akan dibahas 10 perusahaan dari total 141 perusahaan," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

    Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

    Spend Smart
    Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

    Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

    Earn Smart
    Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

    Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

    Spend Smart
    Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

    Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

    Whats New
    Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

    Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

    Whats New
    Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

    Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

    Whats New
    Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

    Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

    Whats New
    ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

    ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

    Whats New
    Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

    Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

    Whats New
    Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

    Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

    Whats New
    ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

    ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

    Whats New
    Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

    Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

    Whats New
    Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

    Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

    Whats New
    Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

    Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

    Whats New
    BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

    BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com