Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Empat Sebab Ekonomi Indonesia Tumbuh Lambat

Kompas.com - 06/11/2012, 11:22 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Radjasa menjelaskan ada empat penyebab perekonomian Indonesia masih tumbuh lambat, dan akan terus mencari solusi untuk mempercepat perekonomian dalam negeri.

"Jadi ada empat hambatan besar yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia kurang dari target," kata Hatta saat ditemui pada rapat Evaluasi Perkembangan Pembangunan Proyek-proyek di koridor Ekonomi Sumatera di kantor Menko Jakarta, Selasa (6/11/2012).

Menurut Hatta, hambatan percepatan perekonomian Indonesia adalah pertama, masalah perencanaan yang belum matang. Selama ini, target-target pertumbuhan ekonomi di semua koridor memang sudah dijadwalkan sejak lama. Namun menurut Hatta, perencanaan itu masih dianggap kurang matang sehingga banyak perubahan di sana sini.

Kedua, proses tender proyek yang bertele-tele. Padahal untuk bisa melakukan semua proyek bisa berjalan, tender harus dilakukan secara tepat dan transparan.

Ketiga, masalah pencairan dana (disbursed loan). Selama ini perbankan belum bisa mencairkan dana pinjaman akibat infrastruktur khususnya pembebasan lahan yang belum tuntas.

Keempat, ketepatan sasaran pembangunan yang dianggap belum tepat., sehingga pembangunan dianggap masih serampangan. "Ini yang harus dipecahkan," tambahnya.

Disinggung mengenai birokrasi, Hatta menjelaskan bahwa perlambatan ekonomi ini bukan disebabkan masalah itu. "Kalau sudah bagus, sudah tidak perlu lagi reformasi birokrasi," tambahnya.

Ke depan, pemerintah tetap menargetkan pertumbuhan ekonomi di akhir tahun di atas 6 persen. Target semula, perekonomian Indonesia dipasang di level 6,5 persen. "Namun kita harus realistis, target itu sangat berat, sulit untuk mencapai 6,5 persen. Saya harap 6,3 persen masih bisa dicapai. Pokoknya bisa di atas 6 persen lah," jelasnya.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com