Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ssst... Bar Ini Bebas dari Alkohol!

Kompas.com - 15/11/2012, 07:05 WIB
Josephus Primus

Penulis

KOMPAS.com — Di benak Hamzah Parsaoran Sinaga, buah adalah makanan sehat. Meski, ada juga orang yang tak suka makan buah lantaran rasanya yang tak enak. "Makanya, saya ingin memberi nilai tambah pada buah," kata Direktur IT's Buah ini, kemarin, di salah satu gerai tempat usahanya di Jalan Akses Perumahan Taman Galaxi, Kota Bekasi.

Perkenalan alumnus Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung (ITB) angkatan 2001 ini dengan bisnis buah memang terbilang masih sebentar, sejak pertengahan 2010. Namun, perkenalannya dengan bisnis mulai dari berjualan pulsa, ponsel second, hingga pertanian sudah terjadi saat dia menjadi mahasiswa di Bandung.

Baginya kemudian, bisnis memasok buah-buahan ke gerai-gerai ritel besar macam Carrefour dan Superindo tidak ada nilai tambahnya, walau, dalam sebulan, Hamzah mampu menghasilkan omzet hingga Rp 400 juta. "Suplai buah cuma main di volume. Makanya, saya berpikir bagaimana cara menjual lebih kreatif," tutur penikmat hobi membaca dan bermain futsal ini.

Pengalaman Hamzah menunjukkan, sudah banyak toko buah tersebar di Jabodetabek. Ada yang skalanya besar. Ada juga yang skalanya kecil.

Ada yang pengelolaannya profesional pula. Sementara itu, masih ada pula yang pengelolaannya tradisional. "Saya ingin membuat skala minimarket, tapi profesional. Itu yang belum ada," kata pria kelahiran Samosir, Sumatera Utara, ini.

Pada bagian lain, masyarakat menengah perkotaan amat membutuhkan tempat berkumpul alias nongkrong. Kebetulan, saat ini, yang menyediakan tempat nongkrong adalah pengusaha dengan produk makanan cepat saji dan kopi. "Orang butuh suasananya saja. Tapi, yang menyajikan makanan sehat seperti buah belum ada," tutur mantan karyawan di bidang jaringan Telkomsel ini.

Maka dari itu, berbekal pengalaman tersebut, Hamzah meracik sekaligus mewujudkan ide tempat nongkrong yang menyajikan buah sebagai makanan sehat. "Kami hanya menjual buah," tuturnya.

Bar

Hamzah lebih lanjut menjelaskan gerai pertamanya dibuka di Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan, pada Februari 2012. Di situ, ia membidik konsumen penghuni apartemen. "Kebanyakan dari mereka berusia muda dan gaul," katanya.

Sementara itu, gerai di Perumahan Taman Galaxi yang baru diperkenalkan kepada publik pada Senin (12/11/2012) lebih menyasar konsumen yang tinggal di perumahan tapak tanah. "Saya membidik konsumen horizontal yang berbeda dengan konsumen vertikal di apartemen," terangnya.

Selanjutnya, Hamzah mengaku menggunakan istilah "bar" untuk gerainya walaupun paham kalau istilah itu berkonotasi sebagai tempat nongkrong yang komplet dengan minuman beralkohol, rokok, bahkan narkoba, berikut kehidupan yang nyaris lebih banyak tidak berada di bawah sinar matahari.

Sudah barang tentu, kata Hamzah, mengusung konsep bar untuk bisnisnya berarti bebas dari minuman beralkohol. Rokok pun tidak tersedia di tempat pajangan produk.

Kendati begitu, pria yang juga senang main catur itu memberikan toleransi kalau ada tamu yang merokok. Kebiasaan itu bisa dilakukan di gerainya yang memiliki teras terbuka alias beratapkan langit. "Kalau di gerai dalam ruangan, pasti konsumen tidak boleh merokok. Lagi pula, kami tidak menyediakan rokok," katanya.

Lalu, bar bagi Hamzah menjadi berbeda dengan istilah "kafe". Menurutnya, di bar orang hanya menikmati makanan tergolong ringan seperti jus buah, buah potong segar, sop buah, rujak, dan sebagainya. "Menurut saya, kalau di kafe, orang bisa makan besar," tambahnya.

Pada bagian berikutnya, Hamzah yang memilih berwirausaha sebagai bagian dari pengembangan energi kreatifnya itu memaparkan harus merogoh fulus di kisaran Rp 120 juta untuk gerai yang berbentuk rumah toko (ruko). Untuk gerai berbentuk kios, banderol anggarannya lebih ramping, di kisaran Rp 60 juta. "Itu semua belum termasuk ongkos sewa tempat," kata anak kedua dari enam bersaudara yang mematok target membuka sepuluh gerai di Jakarta Timur dan Bekasi hingga akhir tahun ini.

Salah satu tantangan dalam mengelola bisnis ini, menurut Hamzah yang lahir pada 30 Maret 1983, adalah mengatur masuk keluarnya pasokan berbagai jenis buah dengan volume lebih kecil. Ia membandingkan dengan saat bergelut dengan bisnis suplai buah sebelumnya.

Menurutnya, di bisnis pemasok buah, volume yang diatur terbilang besar hingga ukuran berat ton. "Tapi, jenis buahnya sedikit. Biasanya mangga saja atau pepaya saja," katanya.

Sebaliknya, pada bisnis saat ini, ada lebih banyak jenis buah. Namun, volumenya paling tinggi cuma sekitar 60 kilogram. "Harus diatur kapan membeli buah, menjaga buahnya, memilih yang busuk, dan sebagainya," ujarnya.

Hal lain yang masih menjadi pekerjaan rumah pengagum konglomerat Chairul Tanjung ini adalah membuat inovasi di segi pengolahan produk menjadi menu-menu terbaru. Termasuk di sini, ia secara bertahap memperkenalkan usaha di dunia media sosial semacam Facebook dan Twitter. 

 
 
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com