Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mubyl, Bekas Pemasar yang Sukses di Keuangan

Kompas.com - 18/11/2012, 18:51 WIB

KOMPAS.com - Bisnis di bidang keuangan dan properti memang menjanjikan. Tidak sedikit pengusaha yang sukses berkat keseriusannya mengelola bisnis di dua bidang usaha ini. Salah satunya Mubyl Handaling, Presiden Direktur Multi Niaga Group (MNG). Berkat ketekunannya, lelaki kelahiran Makassar, 27 Desember 1955, ini mampu mengepakkan sayap bisnis di berbagai bidang.

MNG merupakan grup usaha yang dirintis Mubyl sejak 1993. MNG memiliki konsentrasi di berbagai bidang bisnis. Di bidang keuangan, Mubyl punya usaha koperasi simpan pinjam bernama KSP Multi Niaga dan KSP Niaga Muamalat. Di bidang perbankan, ia memiliki BPRS Niaga Madani dan mempunyai satu perusahaan broker asuransi bernama PT Rimas Proteksindo Utama.  Adapun di bidang properti, Mubyl memiliki PT Multi Sao Asri, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang realestat dan jasa konstruksi.

Mubyl pun mulai berekspansi di bidang ritel, pendidikan, biro perjalanan haji dan umrah, transportasi, percetakan, dan media. Setidaknya ada sebelas perusahaan yang dikelola Mubyl saat ini dengan nilai total aset Rp 300 miliar. Hebatnya, bisnis yang dibiakkan oleh bapak beranak tujuh ini bukanlah usaha warisan. Ayahnya seorang tentara.  Mubyl merintis usaha ini dari nol.

Setelah lulus kuliah jurusan teknik sipil dari Universitas Hasanuddin, Makassar, Mubyl bekerja sebagai pengawas di perusahaan kontraktor. Setelah setahun bekerja di perusahaan itu, dia memilih hengkang dan bekerja di bank.

Pada 1985 Mubyl menjadi tenaga pemasar di Bank Niaga. Selama delapan setengah tahun, ia menjadi pegawai di bank yang sekarang bernama Bank CIMB Niaga ini. Tahun 1993, dia memutuskan keluar. Saat itu dia sudah menjabat sebagai kepala pemasaran. “Banyak yang menyayangkan keputusan itu. Istri juga keberatan karena waktu itu anak kami sudah tiga,” kenangnya.

Mubyl mengakui, jabatannya di bank memang sudah mapan dan memberikan kecukupan. Akan tetapi, ada hal lain yang membuatnya keluar. “Saya merasa tidak ada yang bisa ditabung sehingga dengan masa kerja selama itu, saya belum bisa naik haji. Apalagi, bos saya waktu itu melarang saya untuk mutasi ke Surabaya. Akhirnya, tekad saya bulat untuk keluar,” ujarnya.


Tiarap karena krisis

Keluar dari Bank Niaga, Mubyl bekerja di perusahaan kontraktor, meski hanya selama tiga bulan. Ia ingin membuka usaha kontraktor. “Tapi, karena modal minim, saya lantas mendirikan usaha broker properti,” tegasnya. Mubyl memulai usaha jasa broker di rumah dengan menggandeng dua adiknya sebagai karyawan. Usaha ini cukup mulus. Sebab, dia berhasil menjual properti hasil sitaan dari kreditur macet di Bank Niaga. “Saya pasang iklan di koran dan tak sedikit mengira saya ini pengembang. Padahal, saya cuma broker,” tuturnya.

Dari bisnis broker ini, Mubyl diajak salah satu mantan nasabah untuk membuka usaha pengembang properti. Di tahun 1993, dia sudah menggarap proyek perumahan pertama di Pare Pare, Sulawesi Selatan, sebanyak 100 rumah dengan mengibarkan bendera PT Multi Sao Asri.

Tahun 1995, Mubyl membuka usaha Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Multi Niaga. Usaha ini dipilih untuk menyokong kegiatan bisnis propertinya. “Koperasi ini kami kelola dengan standar layanan perbankan,” jelasnya.

Sayang, pada 1998, Mubyl harus menerima kenyataan bisnis propertinya terpaksa gulung tikar terhantam krisis. “Semua proyek mandek,” katanya. Untung ada KSP yang masih bisa diandalkan. Bahkan, di tahun 2002, ia mengakuisisi sebuah BPRS yang sekarang diberi nama BPRS Niaga Madani.

Tahun 2004 Mubyl mendirikan PT Multi Media Grafika, perusahaan yang bergerak di bidang percetakan dan periklanan. Bukan hanya itu, pada 2005 ia membuka perusahaan ritel bernama PT Multi Sao Prima. “Dulu, belum ada minimarket di Makassar. Karena itu kami membuka minimarket,” katanya.

Mubyl terus berekspansi. Pada tahun 2008 dia masuk bisnis pendidikan lewat membangun afiliasi dengan STIE Nobel Indonesia. Tahun 2010, ia mendirikan PT Safarina Niaga Utama yang bergerak di bidang jasa penyelenggaraan haji dan umrah. “Tahun 2011, PT Multi Sao Asri kami hidupkan kembali,” katanya. Terakhir, Mubyl menggarap proyek Multi Niaga Junction di Makassar senilai Rp 104 miliar. Dari 11 lantai yang ada, lima lantai di antaranya berupa kondotel.

Perekonomian Makassar yang semakin maju ikut mendorong pertumbuhan bisnis Mubyl. Sektor perdagangan dan pariwisata yang berkembang pesat mendorongnya untuk melebarkan bisnis di bidang transportasi. Ia memulai dengan membuka usaha rental kendaraan. Tahun ini, dia juga mendirikan anak usaha di bidang transportasi bernama PT Multi Niaga Transportindo.   (Fransiska Firlana/Kontan)

 Simak kisah inspiratif lainnya di Sosok

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com