Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BP Migas Berpihak ke Asing? Ini Kata Raden Priyono

Kompas.com - 21/11/2012, 10:48 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Badan Pelaksana Hulu Minyak dan Gas (BP Migas) dituding memihak perusahaan asing. Benarkah? Ini penuturan mantan Kepala BP Migas Raden Priyono saat bertemu Kompas.com dan Tribunnews di sebuah restoran di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (20/11/2012).

Priyono mengatakan, perusahaan migas asing sudah ada sejak zaman dulu, mulai dari zaman penjajahan, Soekarno, maupun Soeharto. "Itu kan ada semua, enggak pernah hilang itu. Bahkan zamannya Pertamina itu puncaknya. Kita tidak pernah mengundang asing. Jadi perusahaan asing yang sekarang ini warisan Pertamina semua, yang mengundang Pertamina," ucap Priyono.

Memang sebelum ada BP Migas, Pertamina menjadi pemegang Kuasa Pertambangan, regulator sekaligus operator. (Lihat Kronologi Pergeseran Pengelolaan Sumber Daya Migas Indonesia).

Priyono menyebutkan, kala Pertamina menjadi regulator sekaligus pemain, wilayah-wilayah yang bagus justru diserahkan kepada perusahaan-perusahaan asing. "Jadi pertanyaan kami, kenapa dulu tidak diambil saja oleh Pertamina atau minta sebagian interest-nya?" kata dia.

Dengan demikian, sebut Priyono, tidak adil bila saat ini banyak perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia, kemudian BP Migas yang disalahkan memihak asing. "Enggak fair kalau itu menjadi tanggung jawab BP Migas. Kita dituduh memihak asing karena banyak perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia. Mereka ada jauh sebelum ada BP Migas," tegasnya.

Ia mengakui, setelah BP Migas, perusahaan asing memang bertambah. Tetapi, dia berkelit, hingga saat ini perusahaan tersebut masih banyak yang belum beroperasi. "Dan waktu tender itu bukan BP Migas. Kami hanya badan pelaksana saja. Yang menyiapkan, memproses, dan mengundang, semua Kementerian ESDM. Kita melaksanakan yang diberikan negara, kita tidak boleh mempunyai inisiatif karena kita bukan badan yang membuat inisiatif tentang wilayah kerja," paparnya.

Berita terkait dapat diikuti dalam topik:
BP Migas Dibubarkan

Baca juga:
Raden Priyono Didepak dari "BP Migas Baru"?
Dahlan: Jangan Buat Pertamina Manja
Alasan Pembubaran BP Migas
Mengapa BP Migas Dibubarkan?

Keppres Belum Dicabut, Raden Priyono Kepala BP Migas?

Tidak Sesuai Konstitusi, BP Migas Juga Memihak Asing

 

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    KKP Tangkap 2 Kapal Ikan Pelaku Penyelundupan Manusia di Perairan Teluk Kupang

    KKP Tangkap 2 Kapal Ikan Pelaku Penyelundupan Manusia di Perairan Teluk Kupang

    Whats New
    Pengeluaran Masyarakat untuk Bayar Utang Kembali Meningkat

    Pengeluaran Masyarakat untuk Bayar Utang Kembali Meningkat

    Whats New
    IHSG Berakhir di Zona Hijau , Rupiah Melemah

    IHSG Berakhir di Zona Hijau , Rupiah Melemah

    Whats New
    Rugi Sepatu Bata Bengkak 79,6 Persen Sepanjang 2023

    Rugi Sepatu Bata Bengkak 79,6 Persen Sepanjang 2023

    Whats New
    Dilapokan ke KPK karena Dugaan Laporan Kekayaan Tidak Wajar, Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan

    Dilapokan ke KPK karena Dugaan Laporan Kekayaan Tidak Wajar, Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan

    Whats New
    Simak 10 Jenis Pekerjaan 'Work From Anywhere' Paling Dicari Perusahaan pada 2024

    Simak 10 Jenis Pekerjaan "Work From Anywhere" Paling Dicari Perusahaan pada 2024

    Work Smart
    Ingin Sukses? Hindari Tiga Kalimat Toksik Ini!

    Ingin Sukses? Hindari Tiga Kalimat Toksik Ini!

    Work Smart
    Mendagri: Manajemen Tata Kelola Bawang Putih Kurang Bagus

    Mendagri: Manajemen Tata Kelola Bawang Putih Kurang Bagus

    Whats New
    Kurs Rupiah 13 Mei 2024 di Bank Mandiri hingga BRI

    Kurs Rupiah 13 Mei 2024 di Bank Mandiri hingga BRI

    Whats New
    Perluas Pasar ke Kancah Global, Bea Cukai Lepas Ekspor Produk Tenggiri dan Tuna Senilai 239.000 Dollar AS

    Perluas Pasar ke Kancah Global, Bea Cukai Lepas Ekspor Produk Tenggiri dan Tuna Senilai 239.000 Dollar AS

    Whats New
    Populasi Ikan Belida Terancam, KKP Lakukan Pendataan

    Populasi Ikan Belida Terancam, KKP Lakukan Pendataan

    Whats New
    Staf Jokowi Bantah Mahalnya Harga Bawang Putih karena Harga Impor yang Tinggi dari China

    Staf Jokowi Bantah Mahalnya Harga Bawang Putih karena Harga Impor yang Tinggi dari China

    Whats New
    Bank Sampoerna Cetak Laba Bersih Rp 26,3 Miliar pada Kuartal I 2024

    Bank Sampoerna Cetak Laba Bersih Rp 26,3 Miliar pada Kuartal I 2024

    Whats New
    Perumnas Bangun Hunian Modern di Cengkareng untuk Milenial

    Perumnas Bangun Hunian Modern di Cengkareng untuk Milenial

    Whats New
    Kemenkes Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Usia 45 Tahun Bisa Daftar

    Kemenkes Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Usia 45 Tahun Bisa Daftar

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com