Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waskita Bangun Konstruksi Air Senilai Rp 1,5 Triliun

Kompas.com - 21/11/2012, 18:23 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan konstruksi negara PT Waskita Karya (Pesero) merealisasikan pembangunan jembatan, bendungan, serta waduk bernilai sekitar Rp 1.5 triliun. Keempat proyek tersebut berlokasi di Jawa Barat, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, dan Nangroe Aceh Darussalam (NAD).

"Tiga proyek tersebut dikerjakan melalui kontrak kerjasama operasi (KSO) senilai Rp 870 miliar, sedangkan sisanya yang ada di NAD dengan nilai proyek sekitar Rp 570 miliar dikerjakan Non KSO," ungkap Desi Arryani, Direktur Operasi I Waskita kepada Kompas.com di Jakarta, Rabu (21/11/2012).

Selain itu, perseroan juga sedang mengerjakan pembangunan jembatan Pedamaran 1 dan II yang berlokasi di Riau dilaksanakan 2 (dua) tahap. Durasi pertamanya dilaksanakan pada awal Desember 2008 hingga akhir Desember 2011, sedangkan tahap berikutnya mulai Juni 2012.

"Pembangunan Jembatan Pedamaran I dan Jembatan Pedamaran II untuk menghubungkan pulau Pedamaran dan melintasi Sungai Rokan di wilayah Kecamatan Bangko berguna sebagai pendukung jalan lintas pesisir pantai dapat diselesaikan tahun ini," kata Desi.

Bendungan raksasa

Pembangunan Bendungan Pandanduri dirancang sepanjang tiga kilometer dengan kebutuhan areal seluas 430 hektare. Bendungan ini didesain menggunakan sistem high level diversion yang mendatangkan air dari wilayah Kabupaten Lombok Barat.

Proses pembangunan bendungan tersebut sudah dilakukan sejak 29 Juni 2012 lalu, yang dikerjakan bersama Waskita Karya (51%) dan PT Brantas Abipraya (Persero). Pembangunan ini direncakan selesai pada Juni 2014.

Bendungan "raksasa" ini berlokasi di tiga desa dalam wilayah Kabupaten Lombok Timur yakni Swangi, Terara dan Santong. Bendungan tersebut diperkirakan memiliki daya tampung air sebesar 23 juta kubik dan diharapkan dapat mengairi sawah daerah irigasi sebanyak 10.300 hektare lahan dan juga untuk mencukupi kebutuhan air bersih penduduk di tiga kecamatan dan 17 desa yakni sebanyak 138.106 jiwa.

"Selain itu, juga berguna untuk mengendalikan banjir dan pemenuhan kebutuhan air peternakan serta pengembangan wisata lokal," kata Desi.

Adapun untuk proyek pembangunan Waduk Jatigede di Sumedang, Jawa Barat, senilai sekitar Rp 447 miliar. Pembangunan waduk ini sudah mulai dikerjakan sejak November 2007.

"Kapasitas waduk ini mencapai 980 juta meter kubik, yang disiapkan untuk mengendalikan banjir hingga 14 ribu hektare, memenuhi kebutuhan air minum, irigasi, termasuk juga untuk pembangkit listrik. Kami berharap bisa selesai pertengahan 2013 nanti," jelasnya.

Untuk memenuhi kebutuhan air baku Kota Semarang Barat sebesar 1.050 meter kubik per detik dan membebaskan kota ini dari banjir rob yang terjadi pada 1990-an di Semarang Barat, PT Waskita Karya juga menargetkan proyek Waduk Jatibarang, Jawa Tengah. Pembangunannya ditargetkan selesai sekitar Januari 2014.

"Nilai proyek di waduk yang membutuhkan lahan 384 hektare ini sekitar Rp 203 miliar," kata Desi.

Rencananya, kapasitas waduk mencapai 20 juta meter kubik yang dihasilkan dari Kali Kreo, di sekitar tempat wisata Gua Kreo. Dengan kapasitas 230 meter kubik per detik, waduk ini akan dimanfaatkan untuk Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) dan Pengendalian Banjir secara terpadu bagi Semarang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com