Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inovasi Kunci Daya Saing

Kompas.com - 24/11/2012, 02:44 WIB

Jakarta, Kompas - Semua pemangku kepentingan dalam negeri harus bersinergi untuk menangkap dan memanfaatkan peluang pertumbuhan ekonomi Indonesia yang bertumbuh signifikan di tengah pelambatan ekonomi di beberapa negara. Inovasi merupakan salah satu kunci daya saing yang perlu dimiliki untuk berkompetisi dengan pesaing.

Demikian antara lain yang mengemuka dalam pembukaan dan sesi awal kegiatan Ikatan Alumni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (Ika ITS) Business Summit yang digelar di Balai Kartini, Jakarta, Jumat (23/11). Acara tersebut bertema ”Membangun Daya Saing Bisnis dan Industri Nasional untuk Kedaulatan Ekonomi Bangsa”.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh, yang mewakili Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, saat sambutan menekankan tiga faktor yang memengaruhi daya saing.

”Ketiga faktor tersebut adalah tercukupinya kebutuhan dasar, peningkatan efisiensi, dan inovasi. Kalau ketiga hal tadi dapat dibereskan, daya saing kita baik di tingkat individu, organisasi, maupun bangsa akan baik,” kata Nuh.

Terkait dengan hal tersebut, Nuh menuturkan bahwa inovasi akan dimasukkan ke kurikulum. Langkah yang dapat dilakukan bagi anak didik antara lain memperkuat observasi, kemampuan bertanya, serta kesanggupan untuk mengasosiasikan. Selain itu, anak didik juga mampu mempresentasikan sesuatu baik secara lisan, tulisan, maupun bentuk lain.

Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati menuturkan, saat ini banyak investor asing ingin masuk ke Indonesia.

”Kalau investor asing mengincar pasar Indonesia, pelaku usaha Indonesia pun harus memanfaatkan potensi pasar domestik ini,” kata Anny.

Langkah yang dapat diambil antara lain mendorong konsumen Indonesia menyukai produk dalam negeri.

Staf Ahli Bidang Sumber Daya Manusia dan Teknologi Kementerian Badan Usaha Milik Negara, yang juga Ketua Umum Ika ITS, Irnanda Laksanawan, mengatakan bahwa inovasi teknologi penting bagi transformasi ekonomi. (CAS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com