Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jembatan Selat Sunda Jangan Jatuh ke Asing

Kompas.com - 27/11/2012, 12:00 WIB

SERANG, KOMPAS.com - Pakar dan praktisi di bidang konstruksi Indonesia Wiratman Wangsadinata mengatakan proyek Jembatan Selat Sunda sebaiknya dikerjakan oleh anak negeri dan tidak sampai jatuh ke tangan asing.

"Studi Jembatan Selat Sunda itu telah dilakukan 20 tahun lalu dan menjadi angan-angan bagi anak bangsa untuk merealisasikan jembatan tersebut, dan jangan sampai diambil alih oleh konsultan asing," kata Wiratman dalam jumpa pers Lokakarya Pertimbangan Geologi untuk Pembangunan Jembatan Selat Sunda di Serang, Banten, Selasa (27/11/2012).

Wiratman mengatakan, memang masih diperlukan peran asing untuk membangun megaproyek yang akan menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Sumatera tersebut karena mereka memiliki banyak pengalaman yang tidak dipunyai Indonesia.

"Kita harus memimpin, mengendalikan, mengarahkan baik fisik maupun desain jembatan itu, tenaga asing masih diperlukan karena pengalaman mereka yang lebih banyak daripada kita," ujar Wiratman.

Pendiri dan Direktur Utama PT Wiratman & Associates, Multidisciplinary Consultant itu menekankan kehadiran pihak asing dalam proyek JSS tersebut harus berada di bawah kepemimpinan tenaga nasional. "Saya yakin, dan kita harus percaya diri untuk membangun dan menyelesaikan jembatan itu," ujar Wiratman.

Sebelumnya, pada Oktober lalu, pemerintah telah menawarkan proyek pembangunan Jembatan Selat Sunda kepada Korea Selatan, menjadikannya sebagai bagian inisiatif yang masuk dalam Jeju Initiative.

"Tahun lalu Korea sudah meminta, hanya kami belum memutuskan seperti apa skema proyeknya," kata Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa di sela pertemuan Jeju Initiative Korea-Indonesia di Jeju, Korea.

Menurut Hatta, pemerintah menawarkan proyek tersebut ke Korea karena negara itu punya teknologi memadai dalam pembangunan infrastruktur jembatan antar pulau seperti pembangunan Jembatan Incheon yang menghubungkan Pulau Yeongjong dan daratan Incheon.

"Selain Eropa, tentu teknologi jembatan Korea salah satu yang sangat berkembang. Kita harus membuka diri, mana yang paling menguntungkan buat kita," katanya.

Menurut dia, Korea juga ingin terlibat dalam studi kelayakan pembangunan Jembatan Selat Sunda yang menghubungkan Pulau Sumatera dan Jawa namun pemerintah belum memutuskan untuk menerima atau menolak permintaan itu.

"Korea ingin kepastian apakah proyek ini murni swasta atau dibiayai pemerintah. Mereka ingin ikut tapi seperti apa skemanya. Kita sendiri masih memikirkan apakah dibiayai APBN atau tidak studi kelayakannya," tambah dia.

Baca juga:
Proyek Jembatan Selat Sunda Sesat Pikir?
Benahi Dermaga, Baru Bangun Jembatan Selat Sunda!

Jembatan Selat Sunda Dibangun 2014

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com