Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jatah BBM Bersubsidi Habis, Pemerintah Dianggap Gagal

Kompas.com - 27/11/2012, 22:45 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pertamina menginginkan ada penambahan kuota BBM bersubsidi sebesar 1,227 juta KL untuk mengantisipasi jumlah kuota BBM yang habis sebelum akhir tahun.

Sikap tersebut dianggap kegagalan pemerintah mengantisipasi lonjakan kebutuhan BBM bersubsidi. "Ini risiko. Artinya, pemerintah gagal memprediksi kebutuhan BBM bersubsidi," kata Wakil Ketua Komisi XI Harry Azhar Aziz di Jakarta, Selasa (27/11/2012).

Menurut Harry, kegagalan itu disebabkan pemerintah dianggap tidak mampu mengantisipasi pertumbuhan jumlah kendaraan setiap tahun yang disesuaikan dengan kebutuhan BBM bersubsidi setiap tahunnya.

Di sisi lain, anggaran BBM juga sudah dipatok dalam APBN 2012. Jika ada keinginan penambahan kuota BBM, pemerintah harus lapor ke DPR untuk meminta persetujuan.

Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Keuangan, sebenarnya telah memberi sinyal bahwa masih mungkin Pertamina untuk menambah kuota BBM bersubsidi.

Agus Martowardojo pun mengaku akan menggunakan dana cadangan APBN untuk bisa digunakan Pertamina membeli BBM bersubsidi.

"Itu memang pengecualian kalau Menteri Keuangan mau memakai dana cadangan APBN. Masalahnya berapa besar dana cadangan itu. Saya tidak tahu, berapa besar pula kemampuan dana cadangannya," tambahnya.

Harry menyarankan agar pemerintah teliti dalam mengalokasikan dana cadangan yang sebenarnya dialokasikan apabila terjadi krisis, misalnya, bencana hingga krisis energi.

Namun, DPR sendiri tidak akan memberi peluang bagi pemerintah untuk meminta penambahan kuota BBM bersubsidi dari 44,04 juta kl menjadi 45,24 juta kl.

"Itu (44,04 juta kl) kan sudah disetujui. Jadi, tinggal melaksanakan. Kalau mau minta tambahan lagi, itu sudah tidak bisa, sudah mentok," tambahnya.

Sebab, bila pemerintah meminta izin DPR untuk bisa meminta penambahan jatah kuota BBM bersubsidi ini, waktu sebulan hingga akhir tahun ini tidak cukup untuk persetujuan dari DPR dan Badan Anggaran DPR.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

    Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

    Whats New
    Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

    Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

    Earn Smart
    Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

    Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

    Whats New
    Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

    Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

    Whats New
    Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

    Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

    Earn Smart
    KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

    KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

    Whats New
    Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

    Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

    Whats New
    Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

    Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

    Whats New
    Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

    Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

    Whats New
    Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

    Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

    Whats New
    Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

    Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

    Whats New
    Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

    Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

    Whats New
    Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

    Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

    Whats New
    Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

    Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

    BrandzView
    Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

    Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com