Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Redenominasi Rupiah Jangan Gagal

Kompas.com - 08/12/2012, 09:59 WIB

NUSA DUA, KOMPAS.com - Pemerintah tidak mau redenominasi mata uang rupiah gagal karena dilakukan dengan tidak benar dan tidak tepat. Untuk menghindari kegagalan, pemerintah akan melakukan konsultasi publik dan sosialisasi untuk mendapat masukan dari pemangku kepentingan.

Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengemukakan, langkah antisipasi kegagalan itu belajar dari kebijakan pemerintah tahun 1950 dan 1959 berupa sanering (pemotongan uang) dan tahun 1965 berupa redenominasi. ”Bisa dikatakan ketiganya tidak sukses. Jadi, kami akan meyakinkan pada tahun 2013 nanti yang akan dilaksanakan itu sudah benar dan tepat,” kata Agus di Nusa Dua, Bali, Kamis (6/12/2012).

Kepala Biro Hubungan Masyarakat Bank Indonesia (BI) Difi Ahmad Johansyah yang dihubungi Kompas menyatakan, dalam program redenominasi mata uang rupiah, lembaga yang terlibat memiliki tugas masing-masing. Meski demikian, semuanya tergabung dalam tim nasional di bawah Wakil Presiden (Wapres) Boediono. ”Untuk BI, tugasnya menyediakan uang yang dibutuhkan dalam masa transisi,” kata Difi di Jakarta, Jumat (7/12/2012).

Pada masa transisi akan ada dua jenis mata uang, yakni pecahan lama dan pecahan baru pascaredenominasi. Namun, kedua pecahan tersebut memiliki nilai sama sesuai kegunaannya.

Sebagai contoh, pecahan Rp 20.000 sebelum redenominasi dan Rp 20 setelah redenominasi bernilai sama. Namun, masih ada keperluan yang berbeda pada dua mata uang itu. Selama masa transisi, kedua mata uang tersebut disediakan, yang secara bertahap mata uang sebelum redenominasi akan ditarik dari peredaran.

”Kami yakin ekonomi Indonesia terus tumbuh dengan kondisi inflasi yang terjaga. Jadi, kami optimistis redenominasi akan berjalan baik,” kata Difi.

Saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR pekan lalu, Gubernur BI Darmin Nasution menyatakan, sudah ada tim nasional di bawah Wapres yang menyiapkan redenominasi. BI tidak bisa melakukan persiapan redenominasi sendiri.

Menjawab pertanyaan anggota Komisi XI DPR, Darmin menyatakan, BI juga ingin proses redenominasi berjalan cepat.

Agus Martowardojo memaparkan, rencana redenominasi mata uang rupiah sudah dituntaskan di Kementerian Hukum dan HAM. Selanjutnya, Kementerian Hukum dan HAM mengirimkan surat ke DPR agar RUU redenominasi bisa dibahas pada tahun 2013.

Pemerintah bersama BI dan semua pihak terkait, termasuk DPR, akan melakukan sosialisasi dan konsultasi publik secara intensif dalam 3-5 bulan. Dari tahapan tersebut, masyarakat dapat secara jelas mengetahui dan memahami redenominasi. (idr)

 Baca juga:
Redenominasi Rupiah, Tiga Angka Nol Disamarkan
Rp 1.000 Jadi Rp 1 Bisa Diwujudkan

Ikuti perkembangannya di Topik Redenominasi Rupiah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

    Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

    Work Smart
    BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

    BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

    Whats New
    Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

    Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

    Whats New
    Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

    Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

    Spend Smart
    SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

    SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

    Whats New
    Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

    Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

    Spend Smart
    Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

    Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

    Whats New
    Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

    Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

    Whats New
    Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

    Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

    Whats New
    IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

    IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

    Whats New
    Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

    Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

    Whats New
    Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

    Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

    Whats New
    Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

    Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

    Whats New
    Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

    Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

    Whats New
    Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

    Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com