Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis Ikan Koi Melesat

Kompas.com - 10/12/2012, 12:35 WIB
Brigita Maria Lukita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Komoditas ikan koi (Cyprinus capriyo) terus melesat. Tahun ini, nilai perdagangan ikan hias eksotis itu diprediksi mencapai Rp 600 miliar-Rp 700 miliar.       

Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Saut Hutagalung, Senin (10/12/2012), mengemukakan, bisnis ikan hias sebagai salah satu andalan ekspor berkembang pesat seiring dengan permintaan pasar internasional yang semakin tinggi. Selain koi, beberapa komoditas andalan antara lain adalah mas koki, discus, arwana, dan cupang.

Kota Blitar, salah satu sentra produksi koi, mencatat nilai perdagangan Rp 170 miliar selama Januari-September 2012, atau lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 140 miliar. Belum lagi, sentra lainnya, seperti Tulungagung, bogor, sukabumi, Yogyakarta, dan medan.

Selama tahun 2011, total nilai ekspor ikan hias sekitar 20 juta dollar AS, atau naik dibandingkan dengan tahun 2009 sebesar 14 juta dollar AS. Lima negara utama pengimpor ikan hias asal Indonesia adalah Singapura 2,3 juta dollar AS, Jepang 2,2 juta dollar AS, Amerika Serikat 2 juta dollar AS, Malaysia 1,5 juta dollar AS, dan Hongkong sebesar 2,9 juta dollar AS.

Saut menambahkan, perkembangan produksi ikan hias dalam tiga tahun terakhir ini cukup menggembirakan. Hal ini terlihat dari tren produksi ikan hias yang terus meningkat setiap tahunnya. Sampai dengan Oktober 2012, produksi ikan hias tercatat telah mencapai 834.060.990 ekor.

Wilayah sentra produksi ikan hias Indonesia tersebar di 18 provinsi. Lima provinsi yang merupakan sentra budidaya ikan hias terbesar adalah Jawa Timur, Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, dan DI Yogyakarta.

Untuk lebih mendorong usaha ikan hias, tahun ini Kementerian Kelautan dan Perikanan menggulirkan program bantuan Pengembangan Usaha Mina Pedesaan sebesar Rp 604 miliar untuk 7.300 kelompok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bandara Sam Ratulangi Ditutup Sementara akibat Erupsi Gunung Ruang, 33 Penerbangan Terdampak

Bandara Sam Ratulangi Ditutup Sementara akibat Erupsi Gunung Ruang, 33 Penerbangan Terdampak

Whats New
Akankah Relaksasi HET Beras Premium Tetap Diperpanjang?

Akankah Relaksasi HET Beras Premium Tetap Diperpanjang?

Whats New
Proyek Perluasan Stasiun Tanah Abang Mulai Dibangun Mei 2024

Proyek Perluasan Stasiun Tanah Abang Mulai Dibangun Mei 2024

Whats New
Freeport Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda di Papua, Indef Sarankan Ini

Freeport Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda di Papua, Indef Sarankan Ini

Whats New
Obligasi atau Emas, Pilih Mana?

Obligasi atau Emas, Pilih Mana?

Work Smart
Tiru India dan Thailand, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Apple jika Bangun Pabrik di RI

Tiru India dan Thailand, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Apple jika Bangun Pabrik di RI

Whats New
KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

BrandzView
Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 Per Kilogram

Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 Per Kilogram

Whats New
Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

Whats New
Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

Whats New
HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

Whats New
Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

Whats New
BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadhan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadhan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

Whats New
Satgas Pasti Blokir 537 Pinjol Ilegal dan 48 Penawaran Pinpri

Satgas Pasti Blokir 537 Pinjol Ilegal dan 48 Penawaran Pinpri

Whats New
Luhut: Apple Tertarik Investasi Kembangkan AI di IKN, Bali, dan Solo

Luhut: Apple Tertarik Investasi Kembangkan AI di IKN, Bali, dan Solo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com