Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Empat Hal untuk Menduniakan Indonesia

Kompas.com - 13/12/2012, 15:26 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Duta besar Indonesia untuk Amerika Serikat Dino Patti Djalal mengatakan, ada empat hal yang bisa menduniakan Indonesia. Saat ini, nama Indonesia dirasa kurang terdengar di dunia.

 

"Dulu memang susah menjual Indonesia. Negara kita banyak masalahnya. Namun sudah saatnya kita menduniakan Indonesia," kata Dino di acara Markplus Conference 2013 di Hotel Ritz Carlton Pacific Place Jakarta, Kamis (13/12/2012).

Menurut Dino, sebagai masyarakat Indonesia, kita memang harus mempromosikan bangsa kita sendiri. Cara yang dilakukan pun sangat sederhana dan bisa dilakukan oleh semua orang.

Pertama, jangan lewatkan peluang sejarah. Dulu, Presiden Soekarno pernah menyatakan Jas Merah yaitu Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah. Kini dengan masa yang berbeda, ungkapan tersebut juga tidak boleh dilupakan bahkan harus dijadikan peluang untuk bisa menduniakan Indonesia.

"Dulu Kamboja itu dianggap Switzerland-nya Asia. Tapi sejak perang, semuanya berubah. Uganda juga begitu. Nah, Indonesia juga jangan sampai kehilangan nilai-nilai luhurnya," tambahnya.

Kedua, jangan pernah takut hadapi dunia. Saat ini, dunia sedang dihebohkan dengan isu pemanasan global. Sebagai salah satu negara yang masuk daerah khatulistiwa dan merupakan paru-paru dunia, justru isu tersebut harus dijadikan sebagai peluang untuk bisa memberikan manfaat ke dunia.

Survey yang pernah dilakukan, hanya negara China yang menganggap isu pemanasan global sebagai peluang dan bukan ancaman. China malah menganggapnya sebagai aset.

"Ancaman itu harus dijadikan sahabat, jadikan peluang untuk bisa memberikan manfaat ke orang lain," tambahnya.

Ketiga, jangan merasa hebat dulu. Meski negara Indonesia memiliki pertumbuhan ekonomi terbesar ke-15 dunia dan terbesar kedua setelah China, Dino menyarankan agar masyarakat Indonesia jangan merasa hebat dulu.

"Sebab, nilai indeks polusi, korupsi, kesulitan berbisnis hingga kemiskinan masih tinggi. Di sisi lain, infrastruktur, peneliti dan inovator hingga wirausaha masih terbilang rendah," tambahnya.

Dino pun mengingatkan bahwa suatu saat perekonomian Indonesia juga bisa jatuh. Contoh saja negara China, India dan Brazil yang memiliki penurunan pertumbuhan ekonomi. "Kita harus tetap berbenah diri," tambahnya.

Keempat, jangan pernah melupakan bahwa Indonesia itu memiliki kekhasan. Dino menilai mengapa banyak orang asing melirik Indonesia, itu karena asing mengapresiasi budaya Indonesia. "Kita masih dianggap sebagai masyarakat yang berbudaya, mendukung pluralisme, terbuka dan demokrasi," tambahnya.

Namun bila masyarakat Indonesia tidak bisa melakukan empat hal tersebut, siap-siap bangsa kita akan dilewati oleh bangsa lain. Indonesia juga harus siap dilupakan dan tidak diingat oleh bangsa lain.

Dalam acara Markplus Conference ini, Dino mendapat penghargaan sebagai Marketers of The Year 2012. Dino dianggap mampu menjual Indonesia secara menarik dan unik di mata asing, khususnya Amerika Serikat, negara adidaya di dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com