Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KEN: Penyerapan Tenaga Kerja Tahun Ini Jeblok

Kompas.com - 16/12/2012, 21:17 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Komite Ekonomi Nasional (KEN) menghitung penyerapan tenaga kerja sampai dengan September kemarin masih meleset jauh dari target pemerintah tahun ini. Tinggal tiga bulan lagi tahun ini ditutup, namun hanya 180.000 tenaga kerja bisa diserap setiap ekonomi tumbuh 1 persen.

Padahal, target tahun ini, penyerapan per 1 persen pertumbuhan ekonomi akan mencapai 450.000 tenaga kerja.

Menurut anggota KEN Ninasapti Triaswati, kesimpulan itu didapat KEN setelah menghitung data Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai jumlah warga negara Indonesia yang bekerja sampai September kemarin.

Nina menjelaskan bahwa tren penurunan penyerapan tenaga kerja ini sangat mengkhawatirkan. Terlebih lagi, apabila membandingkannya dengan kondisi tahun 2010 dan 2011. Tahun 2010, ekonomi tumbuh 6,1 persen, namun tenaga kerja yang diserap mencapai 500.000 orang. Sedangkan tahun 2011, ekonomi yang menanjak 6,5 persen menyerap 225.000 tenaga kerja per 1 persen pertumbuhan ekonomi.

"Kita sebenarnya boleh bangga dengan pencapaian bahwa Indonesia, termasuk pertumbuhan ekonomi yang tertinggi di ASEAN. Namun, ada satu hal yang kita tidak bisa gembira, satu persen pertumbuhan ekonomi yang terjadi ternyata hanya mampu menyerap jumlah tenaga kerja yang kecil," kata Nina akhir pekan ini.

Menanggapinya, Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas Armida Alisjahbana berkata, rendahnya angka elastisitas penyerapan tenaga kerja itu akibat perbedaan persepsi data antara pemerintah dengan KEN. Perbedaan data tersebut disebabkan oleh perubahan metodologi penghitungan jumlah angkatan kerja yang dilakukan oleh BPS beberapa waktu lalu.

Perbedaan lain, juga disebabkan oleh perbedaan perbandingan dan metodologi yang dibuat oleh KEN dalam menghitung besarnya penyerapan tenaga kerja dengan pemerintah.

"Tidak bisa dibandingkan penyerapan tenaga kerja 2011- 2012 apple to apple dengan 2009- 2010, tidak match, dan aneh, masa ketika pertumbuhan ekonominya melambat elastisitasnya tinggi sementara sekarang yang pertumbuhannya tinggi elastisitasnya malah melambat," kata Armida.?

Oleh karena itulah, agar angka elastisitas penyerapan tenaga kerja antara pemerintah dengan KEN bisa klop Armida meminta KEN untuk duduk bersama pemerintah dan juga BPS untuk menghitung kembali besaran penyerapan tenaga kerja yang terjadi sepanjang tahun 2012 ini.?

Nina menambahkan bahwa pemerintah mungkin bisa saja berkilah tentang perbedaan metodologi penghitungan elastisitas penyerapan tenaga kerja per 1% pertumbuhan antara pemerintah dan KEN tersebut. Tapi, selama BPS belum menjelaskan mengenai perbedaan methodologi tersebut perhitungan yang terjadi akan tetap sama, elastisitas penyerapan tenaga kerja 2012 memang jeblok.

"Dan bukan hanya untuk tahun 2012 ini saja, selama kurun waktu 12 tahun terakhir kalau saya lihat memang pertumbuhan jumlah pekerja dengan kesempatan kerja dan pertumbuhan yang terjadi memang melambat," kata Nina.

Pemerintah pada tahun 2012 ini menargetkan tingkat elastisitas penyerapan tenaga kerja bisa mencapai 450 ribu per 1 persen pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Indonesia. Untuk tahun 2013, akibat krisis Eropa, target tersebut diturunkan menjadi tinggal 350.000 saja untuk setiap 1 persen pertumbuhan ekonomi.?

Armida mengatakan bahwa proyeksi tahun 2013 tersebut merupakan proyeksi terkecil yang dibuat oleh pemerintah sejak dua tahun belakangan ini. Oleh karena itulah, agar elastisitas penyerapan tersebut tidak semakin menurun pemerintah akan berupaya sedapat mungkin untuk melakukan perbaikan.

Salah satunya kata Armida, dengan memfokuskan diri pada penguatan perekonomian dalam negeri. Menurut dia, dengan jumlah penduduk Indonesia yang saat ini mencapai 235 juta, dan juga jumlah angkatan kerja per tahun yang mencapai 2,2 juta penguatan ekonomi dalam negeri harus segera dilakukan. (Agus Triyono/Kontan)

Baca juga:
Ini Kunci Penggerak Ekonomi Indonesia
RI Siap Hadapi Krisis
Ini Kelemahan Ekonomi Indonesia sejak Orde Baru
Menkeu: Sejak 2010, Ekonomi Indonesia Tertinggi
Indonesia Fokus Menuju Nomor 7 Dunia
McKinsey: Lima Fakta Indonesia Bisa Jadi Negara Maju pada 2030
Presiden SBY: Jangan Ikuti Strategi Ekonomi Asing

Simak artikel terkait di topik Ekonomi Indonesia Tetap Melaju

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

    Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

    Earn Smart
    Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

    Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

    Whats New
    Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

    Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

    Earn Smart
    Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

    Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

    Earn Smart
    Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

    Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

    Whats New
    Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

    Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

    Work Smart
    Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

    Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

    Whats New
    IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

    IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

    Whats New
    Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

    Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

    Whats New
    Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

    Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

    Work Smart
    Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

    Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

    Whats New
    Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

    Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

    Whats New
    PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

    PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

    Whats New
    Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

    Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

    Spend Smart
    Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

    Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com