Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gejolak Harga Daging Memukul Banyak Sektor

Kompas.com - 18/12/2012, 21:02 WIB
Andy Riza Hidayat

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com-  Gejolak harga daging yang melanda Jakarta dan sekitarnya membuat banyak sektor usaha terpukul. Pukulan ini dirasakan sektor usaha tingkat kecil sampai level industri makanan. Sebagian pasrah dengan keadaan, sebagian pelaku usaha lain mencari solusi sendiri agar tetap bertahan.

Catatan PD Pasar Jaya harga daging sapi di pasaran rata-rata Rp 95.000 per kilogram. Akibat gejolak harga daging ini telah menurunkan omzet penjualan pedagang hingga rata-rata 30 persen.

Indah, dari Asosiasi Hotel Berbintang di Jakarta mengaku kesulitan mencari daging di pasaran. Kebutuhan daging hotel berbintang di seluruh Jakarta rata-rata 16.000 ton per tahun. Lantaran stok terbatas di pasaran, bisnis perhotelan menjadi kesulitan bersaing dengan negara lain.

"Ketersediaan daging bagi kami penting untuk meningkatkan pelayanan tamu hotel. Jika ingin mengembangkan bisnis MICE (meeting incentive convention and exhibition) persoalan ini harus teratasi," kata Indah, Selasa (18/12/2012), di Jakarta.

Sementara Asosiasi Pedagang Mi dan Bakso (Apmiso) DKI Jakarta Tri Setyo Budiman mengatakan, gejolak harga daging membuat keuntungan pedagang semakin tipis. Untuk bertahan agar tetap berjualan, pedagang mencampur daging sapi dengan ayam.

Namun untuk konsumen kelas atas, pedagang tetap menggunakan daging sapi. "Jumlah pedagang yang tergabung bersama kami 50.000 an pedagang, sebagian sudah terancam kelangsungan usahanya. Kami meminta agar pemerintah turut memperhatikan nasib mereka dengan menjaga stabilitas harga," kata Tri.

Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama hendak mengajukan izin impor daging ke pemerintah pusat. Menurutnya, impor daging adalah keputusan rasional untuk mengatasi minimnya stok di pasaran. "Mau apa lagi, kondisinya begini. Kita harus impor, nanti kami akan ajukan izin ke menteri," kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com