Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Redenominasi Dianggap Tidak Prioritas, BI Bakal Protes

Kompas.com - 19/12/2012, 13:31 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) mengaku protes bila rencana redenominasi tidak dianggap rencana prioritas dari bank sentral. Padahal rencana itu demi kepentingan rakyat.

"Kalau ada anggapan rencana redenominasi tidak dianggap prioritas, justru keliru. Justru rakyat yang lebih penting," kata Darmin di Kantor BI Jakarta, Rabu (19/12/2012).

Protes Darmin itu menyusul pernyataan Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN) Chairul Tanjung yang menyebut pelaksanaan dari redenominasi itu membutuhkan sosialisasi yang maksimal. "Indonesia ini negara kepulauan yang luas, sehingga memerlukan sosialisasi yang luar biasa," katanya usai acara Prospek Ekonomi Indonesia 2013, Senin (10/12/2012).

Menurutnya, jika hal ini tetap dilakukan, maka akan terjadi penurunan kepercayaan terhadap rupiah. Sehingga orang lebih memilih membeli barang atau emas.

CT berpendapat, redenominasi perlu dilakukan apabila sebuah negara mengalami sebuah inflasi yang hebat (hiperinflasi). Agar bisa dikontrol maka perlu dilakukan redenominasi. "Inflasi Indonesia sekarang terkendali, tidak masalah," ungkapnya.

Menurutnya, masih banyak yang perlu menjadi prioritas saat ini ketimbang redenominasi. Misalnya, undang-undang tentang Jaringan Pengaman Sistem Keuangan (JPSK) dan pasar bebas ASEAN menurutnya masih layak untuk menjadi prioritas.

"Untuk JPSK, apabila terjadi krisis kita sudah punya UU. Sedangkan ASEAN, kita harus mempersiapkan diri agar tidak hanya menjadi pasar bagi pasar bebas ASEAN, tapi juga sebagai pemain," tegas CT.

Darmin justru menilai bahwa negara yang bisa melakukan redenominasi bukanlah negara yang sedang mengalami inflasi tinggi. Sebab, untuk bisa melakukan penyederhanaan nilai nominal mata uang itu hanya bisa dilakukan oleh negara yang stabil.

"Jadi, tidak penting itu rekomendasi KEN, justru rakyat lebih penting," katanya.

Baca juga:
Redenominasi, Sen Menjadi Satuan Rupiah Terkecil
Redenominasi Rupiah, Tiga Angka Nol Disamarkan
Rp 1.000 Jadi Rp 1 Bisa Diwujudkan

Ikuti perkembangannya di Topik Redenominasi Rupiah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

    Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

    Whats New
    Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

    Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

    Whats New
    Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

    Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

    Whats New
    Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

    Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

    Whats New
    Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

    Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

    Whats New
    Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

    Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

    Whats New
    IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

    IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

    Whats New
    Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

    Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

    Whats New
    Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

    Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

    Whats New
    Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

    Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

    Whats New
    Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

    Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

    Whats New
    Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

    Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

    Earn Smart
    Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

    Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

    Whats New
    Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

    Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

    Whats New
    Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

    Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com