Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembangunan Ekonomi Masyarakat Pesisir Belum Menjadi Prioritas

Kompas.com - 20/01/2013, 23:59 WIB
Jumarto Yulianus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Masyarakat pesisir dan sektor kelautan belum menjadi prioritas pembangunan ekonomi Indonesia. Dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025 aspek ekonomi masyarakat pesisir belum digarap.

"MP3EI 2011-2025 baru mulai memberi titik terang dalam menggarap aspek infrastruktur terkait konektivitas masyarakat pesisir. Semestinya aspek ekonomi masyarakat pesisir juga mendapat perhatian yang proporsional," kata Ketua Umum Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) Isran Noor, dalam Dialog Pesisir, Minggu (20/1/2013) di Jakarta.

Dialog Pesisir dimoderatori penyiar TVRI Endah Taufik DS dan menghadirkan Isran Noor yang juga menjabat sebagai Bupati Kutai Timur, Kalimantan Timur, serta Chandra Motik, praktisi dan pakar kelautan.

Menurut Isran, kebijakan pemerintah belum berpihak pada sektor kelautan dan masyarakat pesisir. Sektor kelautan hanya mendapat porsi kecil di dalam MP3EI, termasuk alokasi dana bagi sektor kelautan dan masyarakat pesisir. "Padahal 60 persen penduduk Indonesia (140-150 juta) tinggal di wilayah pesisir," ujarnya.

Sebagian masyarakat pesisir berada di daerah pesisir dan pulau-pulau terluar. Namun, pembangunan wilayah pesisir masih bersifat sektoral dan belum terintegrasi ke dalam sebuah strategi pembangunan yang komprehensif.

Isran mengatakan, perhatian pemerintah dalam pembangunan ekonomi juga terlalu terpusat pada koridor ekonomi di Pulau Jawa. "Satu koridor di Pulau Jawa hampir mengalahkan lima koridor di luar Pulau Jawa terkait soal anggaran yang dialokasikan pemerintah," tuturnya.

Chandra mengemukakan, perhatian pemerintah terhadap sektor kelautan hanya sebatas lip service. Hal itu terlihat dari kecilnya jumlah dana yang dialokasikan bagi sektor kelautan dan pembangunan masyarakat pesisir di dalam APBN 2013, yakni sebesar Rp 6,3 triliun. "Padahal laut adalah masa depan kita. Dan pesisir adalah pertemuan ekonomi dari daratan dan kelautan," ujarnya.

Menurut Chandra, pemerintah belum berpihak pada pembangunan ekonomi masyarakat pesisir. Selain itu, sektor kelautan juga belum mendapat porsi yang memadai. "Apapun yang kita lakukan untuk pengembangan ekonomi masyarakat pesisir, selama pemerintah tidak memberi porsi dana yang memadai dalam APBN, tidak akan berhasil," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Whats New
Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Whats New
Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Spend Smart
Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Whats New
Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com