Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Rumah Makin Liar

Kompas.com - 23/01/2013, 15:25 WIB
Abun Sanda

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tiga tahun terakhir, harga rumah dan apartemen di Jakarta dan sekitarnya terus melonjak. Lonjakan harga itu termasuk fantastis karena bukan dalam hitungan belasan atau puluhan persen, tetapi ratusan persen. Diperkirakan kondisi akan terus berlanjut dalam beberapa tahun ke depan karena masih tingginya permintaan, sementara pasokan tidak pernah dapat menjangkau permintaan.

 

Pengembang senior Ciputra (81) mengemukakan hal itu di Jakarta hari Rabu (23/1/2013). Ia didampingi salah seorang eksekutif Grup Ciputra, Antonius Tanan. Ciputra mengutarakan hal itu sehubungan dengan lonjakan harga rumah dan apartemen yang makin liar beberapa tahun terakhir.

 

Ciputra menjelaskan, ketika melepas ke pasar dua tahun lalu, harga apartemen di lokasi emas DKI Jakarta baru mencapai Rp 17 juta per meter persegi. Kini harganya sudah mencapai Rp 46 juta per meter persegi. Ada kecenderungan harga properti makin liar. Ini di antaranya disebabkan oleh pasokan yang belum memenuhi tingkat kebutuhan masyarakat. Hal lain, lahan tidak pernah bertambah, sehingga harga sulit dikendalikan.

 

Ke depan, harga rumah dan apartemen diperkirakan akan makin tinggi, sehingga makin sulit dijangkau oleh "orang kebanyakan". Ia setuju dengan terobosan pemerintah membangun rumah-rumah murah untuk rakyat. "Kami pun selalu membangun rumah murah dalam jumlah memadai," ujar Ciputra.

 

Kecenderungan lonjakan harga rumah dan apartemen tampak merata di Ibu Kota. Eksekutif Grup Pakuon Eiffel Tedja mengatakan, harga memang menjadi liar dan "gila-gilaan". Harga apartemen di pusat kota yang biasanya Rp 23 juta per meter persegi, kini menjadi Rp 40 juta. "Ketika ada teman dekat dan keluarga hendak membeli, dan mendapat kenyataan harganya semahal itu, kami jadi tidak enak. Entar mereka pikir kami mahal-mahalin padahal harganya memang segitu," ujar Eiffel.

 

Eiffel mengatakan, jalan keluar yang elegan adalah membuat rumah atau apartemen vertikal dalam jumlah yang sangat memadai. "Seperti kita lihat di Hongkong atau Singapura," ujar Eiffel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com