Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trader Singapura Diduga Memanipulasi Nilai Forex

Kompas.com - 28/01/2013, 15:12 WIB

SINGAPURA, KOMPAS.com - Berita mengejutkan datang dari Singapura. Berdasarkan hasil review internal oleh sejumlah bank Singapura, ditemukan bukti bahwa para trader memanipulasi nilai tukar acuan di pasar mata uang luar negeri (offshore market).

Menurut salah seorang sumber Reuters yang namanya tidak mau disebut, hasil temuan ini semakin menambah skandal nilai tukar global ke pasar finansial. Sebelumnya, terjadi skandal penetapan suku Libor yang menggemparkan.

Kejadian tersebut menyebabkan tekanan terhadap pihak regulator dan institusi semakin tinggi untuk segera mempertimbangkan kembali bagaimana suku bunga acuan tertentu dan nilai tukar mata uang ditentukan.

Bagaimana skandal nilai tukar terjadi? Sang sumber menuturkan, terdapat bukti-bukti yang menunjukkan bahwa trader dari sejumlah bank berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya melalui pesan elektronik.

Mereka saling bertukar pesan bagaimana mereka akan memasukkan nilai tukar untuk kemudian dikirimkan kepada asosiasi bank lokal yang nantinya akan menjadi acuan untuk nilai tukar mata uang non deliverable forwards (NDF). Tujuannya tak lain untuk mendapatkan keuntungan pribadi.

"Para trader saling berkomunikasi dan mengatakan: 'Saya membutuhkan bantuanmu hari ini. Saya butuh nilai tukar rendah'," demikian penuturan salah seorang sumber dari perbankan yang namanya tak mau disebut karena review yang dilakukan bersifat rahasia.

Sekadar informasi, NDF merupakan transaksi derivatif yang dapat digunakan perusahaan dan investor untuk lindung nilai atau berspekulasi di pasar mata uang emerging market saat investor asing kesulitan dalam mengontrol nilai tukar dan berpartisipasi langsung di pasar spot. NDF tidak melibatkan transaksi dalam arti fisik uang.

Kontrak ini ditentukan dalam dollar AS, sehingga tidak ada pertukaran mata uang yang mendasari. Meski demikian, transaksi ini dapat mempengaruhi nilai kurs di pasar spot.

Sumber Reuters tidak memberikan komentar spesifik mengenai kemungkinan manipulasi oleh individu bank atau trader.

Sekadar tambahan informasi, sejumlah bank besar yang terlibat di pasar NDF Asia meliputi UBS, JPMorgan Chase, DBS Group Holdings, dan HSBC Holdings. Terkait hal ini, pihak UBS, JPMorgan, DBS, dan HSBC menolak berkomentar. (Barratut Taqiyyah/Kontan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Whats New
Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Whats New
Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Whats New
Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Whats New
Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Whats New
Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Whats New
Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Whats New
Emiten Penyedia Infrastruktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Emiten Penyedia Infrastruktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Whats New
InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

Whats New
KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

Whats New
BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

Whats New
Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak 'Tenant' Donasi ke Panti Asuhan

Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak "Tenant" Donasi ke Panti Asuhan

Whats New
Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Whats New
Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Whats New
BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com