Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awasi Dampak Pembulatan Redenominasi

Kompas.com - 30/01/2013, 16:01 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terbuka terhadap ide redenominasi rupiah. Meski demikian, ia meminta semua pihak mempertimbangkan salah satu dampak negatifnya, yakni inflasi akibat pembulatan ke atas dari nilai rupiah.

”Presiden mengingatkan untuk berhati-hati dengan inflasi. Kalau itu dijalankan, perlu ada undang-undang yang mengaturnya dan harus mendapatkan persetujuan DPR,” tutur Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Firmanzah, Selasa (29/1), di Kantor Presiden, Jakarta.

Menurut Firmanzah, melihat pengalaman di sejumlah negara, diperlukan perencanaan dan proses yang sungguh matang untuk melakukan redenominasi. Dari pengalaman negara lain yang melakukan redenominasi, satu hal yang harus diwaspadai adalah inflasi akibat pembulatan ke atas.

Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution saat konsultasi publik perdana di Jakarta, pekan lalu, menyatakan, salah satu risiko penerapan redenominasi adalah potensi kenaikan harga akibat pembulatan harga-harga ke atas secara berlebihan untuk kepentingan pribadi. Ini bisa berujung pada inflasi.

Fimansyah menjelaskan, proses yang terjadi kini merupakan upaya sosialisasi gagasan redenominasi. ”Gagasan coba disosialisasikan untuk mendapatkan masukan dari masyarakat, kemudian dianalisis, disusun, dan disampaikan ke DPR,” katanya.

Redenominasi tidak bisa hanya berdasarkan usulan Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan. Redenominasi perlu persetujuan DPR. ”Kalau ada catatan dari parlemen, itu bagian dialog,” ujar Firmanzah.

Ketua Umum Perhimpunan Bank-bank Umum Nasional (Perbanas) Sigit Pramono mengemukakan, Selasa, sosialisasi redenominasi harus dilakukan dengan masif dan berjenjang. Dengan demikian, semua lapisan masyarakat yakin bahwa penyederhanaan itu tidak merugikan.

”Apa, sih, sebetulnya arti dari mengurangi nol tiga? Itu harus serius dijelaskan,” kata Sigit.

Sejauh ini, Perbanas belum mengkaji khusus dampak redenominasi. Namun, secara umum, hal itu akan meningkatkan efisiensi. Penghilangan tiga angka nol akan mempermudah laporan keuangan. ”Secara psikologis juga meningkatkan kebanggaan rupiah,” ujar Sigit. (ILO/ATO/IDR)

Ikuti perkembangannya di Topik Redenominasi Rupiah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com