Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mentan Heran Impor Sapi Masih Dipersoalkan

Kompas.com - 31/01/2013, 15:02 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertanian Suswono mengaku heran apabila impor daging sapi dan impor sapi masih dipersoalkan. Padahal, pembahasan impor sapi tersebut sudah selesai dilakukan.

Pihak Kementerian Pertanian sendiri pun juga sudah mengatur kuota impor maupun alokasi siapa saja yang boleh melakukan impor produk, khususnya sapi. Untuk menentukan hal ini, pihaknya juga sudah membahas secara lintas kementerian (Pertanian, Perdagangan, Perindustrian dan Kementerian Perekonomian) dan hasilnya pun sudah disepakati.

"Makanya saya heran, kenapa lagi soal impor (sapi) ini dipermasalahkan. Padahal sudah diatur di lintas kementerian dan sudah selesai. Ini pun juga sudah dialokasikan," kata Suswono saat ditemui di kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Jakarta, Kamis (31/1/2013).

Menurut Suswono, urusan impor ini memang diukur berdasarkan kebutuhan dalam negeri. Jika kurang, maka pemerintah akan wajib membuka keran impor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Untuk urusan impor sendiri, memang hal tersebut adalah wewenang Kementerian Perdagangan, khususnya dalam hal teknis impor. Namun untuk rekomendasi kebutuhan ekspor atau impor, wewenang ini ada di Kementerian Pertanian.

Terkait PT Indoguna yang menyeret Presiden Partai Keadilan Sejahtera Luthfi Hasan Ishaaq, Suswono menjelaskan bahwa Indoguna tidak bisa melakukan impor daging sapi sebesar 55 persen dari total alokasi.

"Tidak mungkin dia menguasai 50 persen. Sekitar 25 persen saja, saya rasa tidak mungkin," tambahnya.

Untuk impor sapi dan daging sapi di tahun ini, Suswono menjelaskan tidak ada tambahan impor. Hal ini bisa dicukupi dari pasar dalam negeri, khususnya dari Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.

"Daerah-daerah sentra sapi ini sudah siap menyuplai. Untuk itu ditentukan gunakan dulu daging sapi lokal. Jangan selalu solusinya menambah impor," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com