Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Komoditas Akan Diperjuangkan di APEC

Kompas.com - 04/02/2013, 02:56 WIB

Jakarta, Kompas - Indonesia siap memperjuangkan tiga komoditas menjadi produk ramah lingkungan dalam pertemuan Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Bali, Oktober 2013. Ketiga komoditas tersebut adalah kelapa sawit, karet, dan kertas. Dengan predikat ramah lingkungan, ketiganya akan mendapatkan keringanan bea masuk di sejumlah negara.

”Untuk CPO (minyak kelapa sawit mentah), proses tinggal selangkah lagi karena komoditas itu sudah kami suarakan sejak lama. Untuk karet dan kertas, ini baru tahap awal, jadi prosesnya kemungkinan masih akan panjang,” kata Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi, akhir pekan lalu, di Jakarta.

Dia mengatakan, fakta bahwa CPO adalah produk ramah lingkungan sudah tidak terbantahkan lagi. Jika masuk kategori produk ramah lingkungan, preferensi tarif bea masuk maksimal 5 persen yang didapatkan CPO akan membantu daya saing Indonesia di beberapa negara di Asia. Sampai saat ini, beberapa negara Asia, seperti India, China, dan Pakistan, masih menerapkan hambatan tarif bagi CPO produksi Indonesia.

Karet, lanjut Bayu, juga masuk kategori ramah lingkungan. Alasannya, karet merupakan tanaman tahunan, sekaligus mempunyai fungsi menyerap karbon dioksida selama umur tanaman 20-30 tahun. Di sisi lain, karet juga merupakan produk alam terbarukan. ”Jika karet masuk produk ramah lingkungan, harga karet akan meningkat dan kesejahteraan petani ikut naik,” katanya.

Bayu menambahkan, untuk kertas, argumentasinya karena kertas dibuat dari serbuk kayu. Kini, dengan penerapan sistem verifikasi legalitas kayu (SVLK), kayu yang dipergunakan untuk industri dijamin bukan dari penebangan liar. ”Jadi, dengan penerapan SVLK, otomatis produk olahan kayu menjadi produk yang ramah lingkungan,” ujarnya.

Sekretaris Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia Joko Supriyono mengatakan, pemerintah harus serius memperjuangkan CPO sebagai produk ramah lingkungan. Dalam pertemuan APEC sebelumnya di Vladivostok, Rusia, Indonesia gagal memperjuangkannya.

”Jangan sampai gagal lagi. Tetapi, harus diingat, selain kendala tarif, CPO juga menghadapi kendala nontarif, seperti di Amerika Serikat dan Australia,” ujar Joko.

Rangkaian kegiatan APEC di Indonesia dimulai sejak 25 Januari lalu, dengan pertemuan pejabat tinggi. (ENY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER MONEY] Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan | Soal Pabrik Sepatu Bata Tutup

[POPULER MONEY] Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan | Soal Pabrik Sepatu Bata Tutup

Whats New
Soal Gas Murah buat Industri, Menteri ESDM: Insya Allah Akan Dilanjutkan

Soal Gas Murah buat Industri, Menteri ESDM: Insya Allah Akan Dilanjutkan

Whats New
Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com