Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tucuxi dan Diaspora Indonesia

Kompas.com - 10/02/2013, 21:37 WIB

Willy Sakareza

KOMPAS.com - Bulan Juli 2012, Duta Besar Republik Indonesia di Amerika Serikat, Dino Patti Djalal menggagas pertemuan bersejarah di Los Angeles. Mengapa bersejarah? Karena pertemuan itu dapat dikatakan sebagai pertemuan pertama dan terbesar yang dihadiri oleh para diaspora Indonesia di berbagai negara. Antara lain, warga Indonesia di Qatar, Peru, Jerman, Korea Selatan, khususnya mereka yang bermukim di daratan Amerika Serikat.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan sambutan pembukaan pertemuan akbar tersebut melalui rekaman video, disaksikan oleh 1000 undangan yang memadati gedung Los Angeles Convention Center.

Dalam sambutannya, Presiden Yudhoyono dan Duta Besar Dino Patti Djalal menyebutkan betapa tinggi potensi diaspora Indonesia yang bermukim di luar negeri. Menurut Dino Patti Djalal definisi diaspora adalah mereka yang bermukim di luar negeri, termasuk warga negara asing yang memiliki ikatan keluarga dengan Indonesia. Warga negara asing yang mencintai Indonesia pun dapat dianggap sebagai diaspora Indonesia. Meski sementara ini, perhatian utama dari diaspora Indonesia adalah mereka yang memiliki paspor Indonesia.

Dubes Dino memprediksi terdapat 10 juta diaspora Indonesia yang tersebar di seluruh dunia. Angka ini sangatlah besar bahkan hampir menyamai jumlah populasi penduduk di Swedia atau Austria. Secara kualitas, diaspora Indonesia pun bukan diaspora “asal-asalan”. Warga negara Indonesia di Amerika Serikat memiliki pendapatan rata-rata sebesar 59.000 dollar AS setiap tahunnya. Jauh lebih besar dibandingkan warga Amerika Serikat yang pendapatan rata-ratanya sebesar 45.000 dollar AS per tahun.

Di samping itu, 48 persen warga diaspora Indonesia di Amerika Serikat memiliki kualitas akademik di atas sarjana. Sementara, rata-rata penduduk Amerika Serikat yang memiliki kualitas akademik serupa, jumlahnya hanya 27 persen. Tidak hanya di Amerika Serikat, diyakini lebih banyak lagi warga diaspora Indonesia unggul lainnya tersebar di seluruh dunia seperti ilmuwan Indonesia yang tergabung di Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (I-4).

Diaspora Indonesia, menurut Dino Patti Djalal, setiap tahun mengirimkan devisa ke Indonesia hingga mencapai 7 miliar dollar AS atau hampir Rp 70 triliun. Angka yang sangat besar karena nyaris menyamai jumlah dana otonomi khusus pada APBN-P 2012 yang ditransfer pemerintah pusat ke pemerintah daerah.

Tawaran pemerintah

Menyadari betapa besar dan strategisnya potensi diaspora Indonesia, Presiden Yudhoyono secara langsung mengajak para perantau ini untuk mendukung pemerintah Indonesia dalam pembangunan nasional. Presiden juga memberikan perhatian khusus kepada diaspora Indonesia. Sebagai contoh, Presiden telah memerintahkan untuk membentuk Desk Diaspora Indonesia di bawah koordinasi Kementerian Luar Negeri RI.

Tidak hanya itu, Presiden juga memerintahkan Kementerian Hukum dan HAM RI untuk menyusun regulasi visa khusus bagi diaspora Indonesia yang telah berganti kewarganegaraan. Apapun dilakukan untuk menarik diaspora Indonesia untuk kembali ke Indonesia dan mengembangkan potensinya untuk pembangunan Indonesia.

Pernyataan Presiden ini mendapat sambutan baik dari warga diaspora yang hadir dalam pertemuan tersebut. Termasuk delegasi Dewan Perwakilan Rakyat yang turut hadir pada acara tersebut. Wakil Ketua DPR RI, Priyo Budi Santoso menyambut aspirasi ribuan diaspora Indonesia yang hadir dan berjanji akan memperjuangkan aspirasi mereka di Senayan.

Di tingkat kementerian, Menteri BUMN, Dahlan Iskan turut mengajak salah satu diaspora Indonesia, Dr. Danet Suryatama, lulusan Universitas Michigan, Amerika Serikat yang berprestasi di kancah internasional untuk bergabung dalam kelompok “Putra Petir”. Sebuah inisiasi untuk mengembangkan inovasi mobil listrik. Karirnya di bidang otomotif sangat cemerlang di bawah bendera Chrysler dan Mitsubishi. Danet dapat dikatakan satu dari banyak diaspora yang kembali ke Indonesia dan mengembangkan keilmuannya di dalam negeri.

Pelajaran penting

Pemberitaan mengenai Danet Suryatama dan Dahlan Iskan terkait proyek mobil listrik Tucuxi patut menjadi perhatian bagi para diaspora. Hubungan manis yang berbuah produktif berupa mobil listrik buatan lokal pun berakhir pahit dengan kecelakaan yang dialami Dahlan ketika melakukan test drive di Magetan.

Danet, seperti dikutip dari berbagai berita, sangat kecewa kepada Dahlan Iskan karena dianggap telah melanggar perjanjian dalam hal hak kekayaan intelektual mobil listrik Tuxuci ini. Mobil listrik yang diproduksi oleh Danet dan timnya di Elektrikcar, dinilai telah “dioprek” oleh pihak lain secara sengaja tanpa sepengetahuan dan izinnya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

    Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

    Whats New
    BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

    BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

    Whats New
    IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

    IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

    Whats New
    IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

    IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

    Whats New
    Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

    Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

    Whats New
    Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

    Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

    Work Smart
    Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

    Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

    BrandzView
    Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

    Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

    Whats New
    Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

    Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

    Whats New
    Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

    Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

    Whats New
    Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

    Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

    Whats New
    Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

    Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

    Whats New
    Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

    Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

    Whats New
    Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

    Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

    Whats New
    Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

    Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com